WahanaListrik.com | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan transformasi PLN yang diupayakan melalui pembentukan holding dan subholding bisa membantu pemerintah mewujudkan agenda emisi nol bersih pada 2060.
Karena itu, penciptaan kelistrikan yang berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) perlu dikonkretkan melalui peta jalan (roadmap) yang disusun bersama.
Menurutnya, pencapaian target yang kompleks itu harus dilakukan seirama.
"Jangan sampai PLN menargetkan pelayanan terbaik, namun tarif listrik terus mengalami kenaikan lantaran harga listrik dari energi baru dan terbarukan lebih mahal dari energi fosil," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/1/2022).
Di sisi lain, Erick Thohir juga melihat kekayaan dan sumber daya alam (SDA) berlimpah yang dimiliki Indonesia seperti batu bara perlu terus dikembangkan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Ini tidak boleh hilang, karena juga jangan sampai devisa kita hilang," ucap dia.
Erick bilang, saat ini seluruh dunia sedang dihadapkan pada ketidakpastian rantai pasok.
Oleh karena itu, pemerintah sedang berusaha merapikan peta jalan energi karena Indonesia mempunyai pasar yang besar dan sumber daya alam yang luas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga menekankan transformasi PLN bukanlah sebuah proses untuk meliberalisasi sektor ketenagalistrikan.
Transformasi PLN lewat rencana pembentukan holding dan subholding menjadi strategi dalam menghadapi berbagai tantangan.
"Di tengah tantangan transisi energi, disrupsi teknologi, krisis energi, dan adanya opportunity renewable energy yang melimpah di Indonesia, PLN harus merubah dari organisasi yang lambat, dari organisasi yang bisnis prosesnya kompleks, menjadi suatu organisasi yang lincah dan dinamis yang mampu mengubah agar tantangan ini bisa menjadi sebuah percepatan," ujar Darmawan. [Tio]