WahanaListrik.com | Beberapa orang sempat meragukan keselamatan penggunaan mobil listrik karena kurangnya edukasi tentang cara penggunaaan dan kurangnya tingkat keamanan modul baterai mobil listrik.
Pada 2019 yang lalu terkait mobil listrik Tesla Model 3, dilaporkan meledak setelah mengalami kecelakaan di Moskow, Rusia.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Lalu ada Tesla Model S meledak yang akhirnya terbakar di salah satu area parkir di China.
Setelah dianalisa, Tesla menyebut hal itu dipicu oleh salah satu modul baterai, meski begitu pihak tesla tidak menjelaskan secara rinci tentang kejadian tersebut.
Dua kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan baterai di mobil listrik. Serta bagaimana tindakan dan memadamkan jika mobil listrik terbakar, apa yang mesti dilakukan?
Baca Juga:
Neta Luncurkan Model Ketiga Mobil Listrik di Indonesia, Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Pakar penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Evvy Kartini mengatakan, sifat baterai berbeda dengan bensin. Baterai dirancang untuk menyimpan energi, sehingga penanganannya saat terbakar berbeda.
"Baterai adalah media penyimpanan energi, jadi untuk mematikan, baterai harus discharge atau dikosongkan. Jadi kalau dalam keadaan satu baterai terbakar itu seperti petasan. Karena masih ada energi misalkan harus di-discharge dulu," ujar Evvy, Jumat (10/12/2021).
Evvy menyebutkan, analogi seperti ini mirip dengan petasan. Saat mobil listrik terbakar karena baterai meledak, cara memadamkannya tidak cukup menggunakan air, malainkan menggunakan pasir.
"Tindakan utama saat baterai terbakar, jangan disiram air, nanti akan menambahkan reaksi, kalau menurut saya pakai medium seperti pasir,"pungkasnya. [Tio]