WahanaListrik.com | Produsen otomotif terbesar keempat di dunia, Stellantis berencana memindahkan pabrik mobil listrik mereka dari Rusia ke Eropa barat.
Stellantis juga akan menangguhkan seluruh investasi yang rencananya akan dilakukan di Rusia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Chief Executive Stellantis, Carlos Tavares mengatakan, Stellantis akan memindahkan produksi van di Rusia saat ini ke Eropa Barat.
Mereka juga akan membekukan rencana untuk lebih banyak investasi di negara itu sebagai konsekuensi dari invasi ke Ukraina.
Pabrik mobil yang dibentuk dari penggabungan Fiat Chrysler dan Peugeot PSA, mengatakan telah menangguhkan semua ekspor dan impor kendaraan dengan Rusia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Di mana Stellantis mengoperasikan pabrik pembuatan van di kota Kaluga, dalam kemitraan dengan Mitsubishi.
Keputusan tersebut membalikkan rencana sebelumnya, yang dijabarkan pada bulan Januari, untuk menggunakan Rusia sebagai pusat ekspor untuk memenuhi permintaan van yang kuat di Eropa Barat.
"Dalam konteks ini, investasi baru di Rusia tidak ada di atas meja," kata Tavares seperti dilansir Autoblog, Sabtu (12/3/2022).
Krisis Ukraina juga menaikkan harga logam yang digunakan dalam mobil, dari aluminium di bodywork hingga paladium di catalytic converter.
Kenaikan juga terjadi pada nikel bermutu tinggi dalam baterai kendaraan listrik, meningkatkan tekanan pada industri, yang sudah menghadapi biaya tinggi.
Setelah Stellantis menderita tahun lalu dari krisis global pasokan semikonduktor, Tavares mengatakan, industri mobil listrik akan kembali terpukul dengan kekurangan bahan baku nikel untuk baterai EV.
"Stellantis tidak terlalu dirugikan sejauh basis pasokan kami tidak terkonsentrasi di Eropa Timur," katanya. [Tio]