WahanaListrik.com | Rusia memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terapung yakni berwujud kapal tongkang.
Kabar soal pengembangan PLTN terapung sudah beredar sejak 2018.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Saat itu banyak pihak menduga Rusia mengembangkan PLTN di sepanjang pantai Kola Bay. Pasalnya di sana juga terdapat pangkalan kapal selam nuklir.
Setahun kemudian, Rusia resmi meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung yang berada di Kapal Akademik Lomonosov.
PLTN itu berlayar sejauh 5.000 km dari Murmansk, Kutub Utara, hingga ke timur negara itu.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
PLTN anyar Rusia tersebut mampu meningkatkan pasokan listrik ke wilayah terpencil.
Akademik Lomonosov dibangun perusahaan energi atom Rusia, Rosatom, melalui divisi tenaga listriknya Rosenergoatom.
Setelahnya, PLTN terapung itu ditambatkan di Pevek, Chukotka.
Dari PLTN ini, 70 megawatt listrik dihasilkan dan didistribusikan ke Chaun-Bilibino di Chukotka, sejak Desember 2019.
Pasokan listrik itu telah memenuhi 20 persen kebutuhan listrik Chaun-Bilibino dan menjadi sumber energi utama setelah PLTN Bilibino.
PLTN apung ini memiliki dua reaktor KLT-40S dengan daya masing-masing 35 mW. Russia Beyond melaporkan, dengan PLTN itu rakyat Pevek bisa menikmati fasilitas air panas dan pemanas.
Berbeda dengan penggunaan tenaga nuklir biasa, PLTN terapung ini melakukan transfer panas langsung dari reaktor di atas kapal.
Sistem yang digunakan adalah water loop dan mampu menangkap air yang terkontaminasi dengan partikel radioaktif di pembangkit listrik.
Energi panas juga dikirim ke jaringan pipa di penjuru kota. [Tio]