WahanaListrik.com | Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia mendapat banyak tawaran dari produsen otomotif untuk berinvestasi mengembangkan baterai listrik.
"Saya sudah mendapatkan proposal dari berbagai manufaktur, termasuk industri yang ingin investasi baterainya sendiri," ujar Agus di Jakarta Auto Week pada Selasa(15/3/2022).
Baca Juga:
Menperin: Anggaran Bukan Segala-galanya, Butuh Dukungan DPR Untuk Lahirkan Kebijakan Pro Industri
Namun, Agus saat ini masih tidak mau memberikan nama siapa investor yang ingin masuk ke Indonesia karena permintaan dari calon investor.
Yang pasti, dia menambahkan, investor yang dimaksud merupakan investor baru.
"Pasti jadi, sama seperti saat akan ada ekspor ke Australia, banyak yang nanya modelnya apa, namun saya tutup mulut. Pasti terjadi," jelas Agus.
Baca Juga:
Kemenperin: SDM Kreatif Topang Industri Furnitur Semakin Inovatif
Seperti diketahui, saat ini Indonesia sedang membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Pabrik ini merupakan proyek investasi antara konsorsium asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar US$1,1 miliar atau setara Rp 15,6 triliun.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pabrik tersebut akan menjadi yang pertama bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
"Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai listrik pertama di indonesia dan bahkan yang pertama di Asia tenggara," ujarnya, Rabu (15/9/2021).
Jokowi melanjutkan proyek ini merupakan salah satu upaya pemerintah mendorong penghiliran industri.
Struktur ekonomi berbasis komoditas, katanya, harus segera diubah menjadi penghiliran berbasis pengembangan teknologi menuju Indonesia sebagai negara industri.
Dengan pembangunan pabrik ini, dia pun mengungkapkan optimismenya bahwa dalam beberapa tahun mendatang Indonesia akan menjadi produsen utama barang jadi berbasis nikel.
"Pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik indonesia investasi motor listrik dan mobil listrik," ujarnya. [Tio]