WahanaListrik.com | Kota Solo, Jawa Tengah, menyimpan segudang sejarah masa lampau yang berperan dalam kemajuan negara Indonesia.
Salah satunya tentang perusahaan listrik Mangkunegaran yang termasuk tertua di Indonesia.
Baca Juga:
Klien Bapas Surakarta Terima Bantuan Modal Usaha dari Sentra Soeharso
Jauh sebelum Perusahaan Listrik Negara (PLN) berdiri, Kadipaten Mangkunegaran telah mempelopori penggunaan listrik.
Dikutip dari situs Puromangkunegaran.com, Jumat (28/1/2022), pada 12 Maret 1901, KGPAA Mangkunegara VI (1896-1911) dan Sunan Pakubuwana X (1893-1939) menggagas perusahaan listrik swasta di Solo yang diberi nama Solosche Electriciteits Maatschappij (SEM).
Gagasan bernas tersebut kemudian diteruskan oleh KGPAA Mangkunegara VII (1916-1944).
Baca Juga:
Menuju Solo, Presiden RI ke-7 Jokowi Dikawal Delapan Pesawat Tempur TNI AU
Kehadiran perusahaan listrik SEM membawa wajah Kota Solo menjadi gemerlap di malam hari dengan berbagai aktivitas warga.
SEM bukan hanya memasok listrik, tetapi juga mengadakan dan memasang instalasi listrik di Kota Solo.
Dulu, lampu, genset, instalasi listrik, dan gardu listrik masih bisa dijumpai di Pura Mangkunegaran dan Kraton Kasusnanan Surakarta Hadiningrat.
Perusahaan listrik swasta ini juga menyediakan listrik di kantor pemerintahan, penerangan jalan umum (PJU), dan jaringan listrik sampai ke pedesaan.
Akan tetapi selama 1902-1931, SEM belum mampu memenuhi kebutuhan listrik di Solo dan sekitarnya.
KGPAA Mangkunegara VII kemudian mendapat ide untuk mendirikan pembangkit listrik dengan biaya terjangkau bagi seluruh rakyat di Praja Mangkunegaran.
Selanjutnya pada 1932 pihak Mangkunegaran dan SEM melakukan studi ke Tawangmangu untuk melihat tempat yang cocok membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Sampai akhirnya diputuskan Kali Samin di Tawangmangu dijadikan lokasi PLTA yang diresmikan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara pada 7 November 1932.
PLTA Kali Samin
PLTA di Kali Samin, Tawangmangu itu pun berhasil memasok listrik yang menyulap kawasan di sekitarnya menjadi terang-benderang.
Hal ini juga mendatangkan keuntungan bagi pabrik gula Tasikmadu dan Colomadu yang dapat melipatgandakan jumlah produksi.
Dihimpun berbagai sumber, energi listrik kali pertama dipakai di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada akhir abad ke-19.
Kala itu, beberapa perusahaan Belanda yang bergerak di industri gula dan teh mendirikan pembangkit listrik untuk kepentinga produksi.
Listrik di Indonesia
Sementara perusahaan listrik untuk umum dimulai dengan didirikannya Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia.
Perusahaan ini merupakan penyedia listrik swasta pertama di Indonesia milik Belanda.
Selanjutnya pada 1927 Belanda membentuk perusahaan listrik negara yang diberi nama s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB).
Perusahaan ini mengelola beberapa PLTA, di antaranya Plengan, Lamajan, Bengkok Dago, Ubrug, dan Kracak di Jawa Barat.
Kemudian PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara, dan PLTU di Jakarta.
Selain itu ada juga perusahaan listrik yang dibentuk di beberapa kotapraja.
Salah satunya Kotapraja Surakarta, di mana perusahaan listrik swasta tersebut dibangun oleh pihak Kadipaten Mangkunegaran. [Tio]