WahanaListrik.com | Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini menyebutkan bahwa mobil listrik lebih rendah emisi gas buang dibandingkan mobil konvensional. Meskipun, energi listriknya masih berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Mobil listrik emisi karbonnya hanya 50 persen dibandingkan dengan mobil konvensional, meskipun listriknya berasal dari PLTU. Mobil listrik emisinya rendah dan juga bahan bakarnya tidak impor. Ini dua hal yang akan sangat mendukung pertumbuhan ekonomi kita ke depan," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/11/2021).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Di samping itu, pada uji jalan mobil listrik yang dilakukan langsung oleh jajaran direksi PLN beberapa waktu lalu juga membuktikan penghematan yang bisa didapat masyarakat dengan menggunakan mobil listrik.
Pada uji jalan tersebut, pengendara mobil listrik hanya perlu merogoh kocek Rp10.000 saja untuk menempuh jarak 72 kilometer (km). Jika dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM), untuk jarak tempuh yang sama, masyarakat harus merogoh kocek sekitar Rp 60.000 dengan asumsi harga BBM, Rp 9.000 per liter.
Dengan menggunakan mobil listrik, pemerintah bisa mengurangi beban Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan yang terus tergerus dengan impor minyak mentah. Terlebih saat ini PLN memiliki cadangan daya atau reserve margin mencapai 35 persen.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Dengan reserve margin yang begitu tinggi, mobil listrik mungkin bisa membantu dari sisi current account deficit," ucapnya. [Tio]