WahanaListrik.com | Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, holding virtual perusahaan akan mulai terbentuk dalam waktu dekat.
"Saat ini sudah dalam proses. Yang pasti secepatnya akan virtual terlebih dahulu dalam waktu dekat," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (31/5/2022).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Darmawan menambahkan, tahun depan PLN dan Kementerian BUMN baru akan menjalankan proses legal and state holding BUMN.
"Intinya legal and state-nya akan dilakukan tahun depan, itu arahan Bapak Menteri BUMN, semoga kolaborasi ini lancar," imbuh Darmawan.
Berdasarkan rencana Menteri BUMN Erick Thohir, akan terdapat holding dan dua subholding yang dibentuk oleh Kementerian BUMN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Hal itu bertujuan untuk memperkuat pelayanan dan bisnis listrik yang dilakukan oleh perusahaan negara tersebut.
Pertama yakni subholding yang membuat unit bisnis di luar transmisi listrik dalam hal ini adalah 'Beyond Kwh'.
Sementara subholding kedua adalah subholding pembangkit listrik yang akan berfokus pada pembangkit listrik baik batu bara mapun energi terbarukan seperti tenaga solar, air dan panas bumi.
Erick bilang, banyak negara tetangga tidak memiliki kekayaan alam ini, jadi tentu sudah seyogyanya selain PLN menjadi perusahaan yang pondasinya kuat melayani pelayanan listrik di Indonesia maka bukan tidak mungkin sekarang beberapa proyek hydropower sudah dijual juga ke Malaysia.
Namun, ini menjadi konsolidasi yang terukur.
"Kenapa juga banyak negara melihat potensi energi terbarukan di Indonesia, ini salah satu yang kita mau sama-sama rajut tapi bukan berdiri sendiri. PLN sendiri tetap akan fokus pada transmisison dan juga return daripada listriknya secara baik, serta tentu ini kita dorong apakah namanya digitalisasi dalam pelayanan kepada masyarakat supaya tepat sasaran," kata Erick Thohir dikutip dari Antara, Senin 9 Mei yang lalu.
Erick menambahkan, holding dan subholding yang Kementerian BUMN lakukan di PLN sebenarnya mirip dengan Pertamina.
Ketika Pertamina sekarang memiliki subholding-subholding yang sehat, tidak saling tergantung.
"Tidak ada tumpang tindih antara pembangkit dengan PLN Batubara yang merupakan anak usaha PLN untuk menyediakan batu bara berkualitas dalam penyediaan energi listrik," pungkasnya. [Tio]