WahanaListrik.com | Kementerian BUMN tengah fokus dalam proses transformasi di tubuh PT PLN (Persero).
Paling baru, pemegang saham perusahaan listrik tanah air itu akan membentuk subholding di PLN.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Diketahui, akan ada Subholding PLN Pembangkit, Ritel dan Bisnis lainnya di luar bisnis kelistrikan yang saat ini digeluti.
Namun, Menteri BUMN Erick Thohir punya misi agar subholding ini nantinya tak membebani keuangan negara atau mengambil skema utang.
Setelah melakukan sejumlah benchmarking atau mengaca ke sejumlah negara yang memiliki pengalaman serupa, Menteri Erick memutuskan untuk men-spinoff PLN.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Kemudian, subholding ini akan bekerja mendorong transisi secara besar-besaran ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Tetapi konteksnya bagaimana juga PLN punya hutang Rp 500 triliun (kini Rp 460 triliun), kan tidak bisa juga nambah utang lagi. Makanya subholding ini harus tadi mencari pendanaan lain apakah yang namanya corporate action,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (19/1/2022).
Namun, ia juga menegaskan, aksi korporasi yang diminta dilakukan itu tak serta merta berarti menjual aset negara. Ia mengaca pada aksi korporasi yang pernah dilakukan sebelumnya di tubuh BRI, PNM, dan Pegadaian.
“Itu tak ada istilahnya sebuah institusi atau sebuah kekuatan asing mengambil, tapi disitu adalah market optimis bagaimana indonesia berpihak pada UMKM, dan jadi future nasabah BRI.
Rights issue sebesar itu, menjadi terbesar di Asia Tenggara, terbesar ketujuh di Asia,” terangnya.
Dengan begitu, Menteri Erick Thohir membuka kemungkinan strategi serupa dilakukan di tubuh PLN saat ini. “Karena tidak mungkin kita minta utang lagi, minta utang terus. Corporate action kita pikirkan salah satunya,” kata dia.
Lebih lanjut, Erick Thohir mengatakan dengan langkah pembentukan subholding itu, nantinya PLN Pembangkit akan mengkonsolidasikan seluruh bagian dari pembangkit atau powerplant itu.
“Salah satunya PLN Batubara ya bisa aja dimerger atau ditutup. Ya kemarin juga di holding pangan kan kita lakukan merger Perinus dan dan Perindo, BGR dengan PT PPI. Nah itu yang sedang dipelajari lagi. Nah itu kemungkinannya sangat bisa,” katanya.
“Sekalian juga melihat kembali kebijakan yang dulu punya tambang-tambang ini. Ini tugasnya subholding lah kita gak bisa dipikirin oleh PLN,” imbuhnya.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menuturkan kerja subholding kedepannya. Ia menyebut, PT PLN nantinya akan fokus terhadap transmisi kelistrikan.
"Transmisi yang memang jadi poin utama PLN ini, memang betuk-betul bisa menjadi core bisnis, terus kita kembangkan sehingga seperti hang disampaikan pam menteri memang meskipun saat ini tingkat daripada elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai diatas 99 persen tapi kan tentinya oerkembangan transmisi-transmisi lanjutan belum landing," tuturnya. [Tio]