WahanaListrik.com | Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) terlilit utang menggunung, mulai dari yang bergerak di bidang transportasi udara, hingga yang bergerak di bidang konstruksi.
Dikutip detikcom, BUMN yang punya utang menumpuk dari pernyataan Kementerian BUMN hingga pejabat di BUMN itu sendiri. Berikut informasi selengkapnya:
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
1. Angkasa Pura I
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kondisi keuangan PT Angkasa Pura I (Persero). Dia mengatakan, perusahaan pelat merah itu dalam tekanan berat salah satunya dari bandara baru yang dibangun.
"Memang AP I sekarang tekanannya berat sekali, kondisi keuangan mereka ini sekarang utangnya mencapai Rp 35 triliun. Dan kalau kita rate, loss nya bulanan mereka Rp200 miliar itu mereka setelah pandemi utangnya bisa Rp38 triliun," kata Tiko, sapaan akrabnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (03/12/2021) lalu.
"Ini kami sedang terus lakukan rasionalisasi-rasionalisasi supaya bisa efisiensi dan memang beban mereka berat sekali karena bandara baru. Ini sebagai komparasi Bandara Kualanamu ini profitable dan udah cukup berumur dan seperti Yogyakarta ini beban berat sekali," sambungnya.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
2. Garuda Indonesia
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa saat ini liabilitas atau utang Garuda Indonesia totalnya mencapai US$ 9,75 miliar atau setara Rp 138,45 triliun (kurs Rp 14.200). Sementara aset perusahaan saat ini hanya US$ 6,92 miliar. Jauh lebih rendah dibandingnya total kewajibannya itu.
"Utang (Garuda) itu yang tercatat US$ 7 miliar plus utang daripada lessor yang tidak terbayar US$ 2 miliar lagi. Jadi totalnya US$ 9 miliar," ucapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021) lalu.
3. Krakatau Steel
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap banyaknya utang pada perusahaan pelat merah merupakan utang-utang lama. Maka itu transformasi terus digalakkan, tidak hanya di korporasi melainkan juga proses bisnisnya.
Erick pun menyinggung PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang memiliki utang US$ 2 miliar atau berdasarkan perhitungan perusahaan sebesar Rp 31 triliun. Dia mengatakan, utang ini salah satunya dipicu oleh investasi US$ 850 juta untuk proyek blast furnace yang kini mangkrak.
"Ini kan hal-hal yang tidak bagus, pasti ada indikasi korupsi, dan kita akan kejar siapapun yang merugikan, karena ini kembali bukannya kita ingin menyalahkan, tetapi penegakan hukum kepada bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," kata Erick dalam acara Talkshow Bangkit Bareng, Selasa (28/9/2021).
4. PTPN
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan PTPN memiliki utang Rp 43 triliun. Utang tersebut merupakan penyakit lama dan terdapat korupsi terselubung.
"Contoh yang kita lakukan di PTPN di situ ada warnanya kuning, merah, hijau step-nya istilahnya. Di mana step-step yang harus dilakukan ketika PTPN punya Rp 43 triliun dan ini merupakan penyakit lama yang kita sudah tahu dan ini suatu korupsi yang terselubung, yang memang harus dibuka dan dituntut yang melakukan," katanya dalam rapat Komisi VI, Rabu (22/9/2021) lalu.
5. PLN
PT PLN (Persero) punya utang yang sangat besar, yakni mencapai Rp 500 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, salah satu cara yang dilakukan untuk membenahi keuangan PLN ialah menekan 50% belanja modal (capital expenditure/capex).
"PLN itu utangnya Rp 500 triliun, tidak ada jalan kalau PLN itu tidak segera disehatkan. Salah satunya kenapa sejak awal kami meminta capex PLN ditekan sampai 50%, kalau bapak-bapak, ibu-ibu ingat waktu itu seperti itu," katanya saat rapat dengan Komisi VI, Kamis (03/6/2021) lalu.
"Alhamdulillah PLN bisa menekan capex sampai 24%, Rp 24 triliun sehingga itu yang menjadi cashflownya lebih baik," tambahnya.
6. Waskita Karya
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan mengungkap beban utang perusahaan mencapai Rp 54 triliun. BUMN konstruksi tersebut berupaya mengurangi beban tersebut dengan melepas ruas tol secara bertahap sejalan dengan penyelesaian pembangunan tol.
"Beban tol Waskita untuk investasi ini kurang lebih Rp 50an triliun, Rp 53 triliun-Rp 54 triliun ini yang harus kami selesaikan," jelasnya dalam webinar, Kamis (8/4/2021) lalu. [Tio]