WahanaListrik.com | Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terus didorong termasuk untuk menunjang perekonomian warga masyarakat.
Salah satunya ialah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sebelumnya, petani mengandalkan sawah tadah hujan, saat musim kemarau datang kegiatan bercocok tanam pun terhenti, setahun pun panen hanya bisa sekali.
"PLTS untuk irigasi menjadi salah satu apikasi langsung teknologi solar rooftop yang sangat membantu para petani. Tidak memerlukan penyewaan lahan yang luas dan investasinya juga terjangkau. Dari sisi manfaat, ini memberikan dampak berkali lipat bagi pendapatan petani," ungkap Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, di Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Selaras dengan apa yang disampaikan Agung, Ketua Kelompok Tani Sehati Desa Tanjung Raja, Muara Enim, Sumatera Selatan, Hopaini, mengungkapkan bahwa sejak hadirnya PLTS irigasi berkapasitas 16,5 kilo Watt peak (kWp) di desanya yang beroperasi tahun 2020 lalu, dalam kurun satu tahun terakhir petani Tanjung Raja telah 2 kali memanen hasil sawahnya, dari yang biasanya hanya setahun sekali.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Jadi kalau istilah dari Dinas Pertanian itu, IP200 (satu tahun dua kali panen), kita tingkatkan nanti sampai IP300. Target ke depannya 2 tahun bisa sampai 5 kali panen, kalau pengairan lancar dan memungkinkan," ujar Hopaini kepada tim esdm.go.id di desa Tanjung Raja, Muara Enim (18/11/2021) lalu.
Hopaini bersama beberapa warga juga bertanggung jawab atas maintenance sistem PLTS irigasi tersebut.
Ia menyebutkan, sebelum adanya PLTS irigasi ini, beberapa kali lahan mereka terancam gagal panen karena tidak menentunya musim. Pasalnya, akses ke sumber air yang terlampau sulit.
"Meski terletak lumayan dekat dengan Sungai Enim, sawah warga dikelilingi perbukitan dan terhalang jalan raya dan stasiun kereta," tutur Hopaini.
Nurlela, salah seorang petani yang tenggah menggarap lahan sawahnya pun mengungkapkan kebahagiannya sejak PLTS irigasi hadir di desanya.
"Terima kasih sekali, biasanya musim kemarau bingung mau kerja apa, sekarang bisa tanam padi lagi. Senang kami," ungkapnya.
PLTS irigasi Desa Tanjung Raja adalah salah satu program CSR PT Bukit Asam. Pompa irigasi yang digunakan merupakan pompa jenis submersible yang memiliki kemampuan menyedot air yang mengandung lumpur.
Kapasitas pompa tersebut adalah 30 liter/detik dengan head mencapai 30 meter. Pompa tersebut digerakkan oleh listrik yang dihasilkan dari 60 panel PV polycrystaline berkapasitas masing-masing 275 Watt peak (Wp) yang berjajar menghiasi atap jembatan desa.
Pompa menyedot air Sungai Enim sejauh 1 km ke bak intake berukuran 3x3x2 m3 yang kemudian didistribusikan ke sawah warga yang dimiliki oleh sekitar 100 orang petani.
"Peletakan PLTS di jembatan ini membawa daya tarik tersendiri, sekarang menjadi icon kebanggaan warga desa Tanjung Raja. Selain tidak memakan lahan warga, lokasi ini juga dipilih untuk mendapatkan terik matahari terbaik sebagai sumber energi yang digunakan," pungkas Hopaini. [Tio]