WahanaListrik.com | PLN kembali menghadirkan inovasi dalam bidang Electrifying Marine melalui Anjungan Listrik Mandiri (ALMA). BUMN bidang kelistrikan itu menyediakan 51 unit ALMA dengan total daya 413.200 VA di wilayah kerjanya.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan listrik dan mendukung pertumbuhan sektor ekonomi serta pariwisata di bidang kemaritiman.
Baca Juga:
Dampak Penghematan Makin Dirasakan Nelayan, Program Electrifying Marine PLN Capai 42.912 Pelanggan di 2023
General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid, menyampaikan inovasi PLN dalam bidang Electrifying Marine ini merupakan wujud dari transformasi pilar Customer Focus dan Innovative, guna meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau dan andal.
“Kami optimis, dengan hadirnya ALMA di pelabuhan tentu dapat mendukung efisiensi biaya operasional kapal ikan maupun kapal pariwisata yang bersandar sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan roda ekonomi masyarakat,” ujar Awaluddin.
Ia menambahkan hadirnya ALMA merupakan bentuk konkret dari program Electrifying Marine PLN.
Baca Juga:
Program Electrifying Marine PLN Bertambah 2.169 Pelanggan
Melihat layanan listrik di sektor kapal laut, baik kapal ikan hingga pariwisata yang bersandar sangat di butuhkan.
“PLN dapat memenuhi layanan listrik temporer bagi kapal ikan maupun kapal pariwisata, sehingga para pemilik kapal yang sedang bersandar di pelabuhan tidak perlu lagi menghidupkan mesin untuk penerangan selama tidak berlayar,” ungkap dia.
Melalui program ini, PLN berkomitmen terus mendukung peningkatan ekonomi di sektor kemaritiman dan pariwisata. Sehingga ALMA diharapkan menjadi solusi bagi kapal yang sedang sandar dengan mengubah pola pemakaian berbasis mesin BBM menjadi berbasis listrik.
Sementara itu salah satu pelanggan yang telah menggunakan ALMA di Pantai Losari Kota Makassar, Aldrin, turut merasakan dampak positif terhadap penekanan biaya operasional kapal phinisinya.
Ia menjelaskan, saat kapal Phinisi bersandar biasanya memakan biaya sampai dengan Rp8 juta per bulannya untuk membeli BBM guna mengoperasikan peralatan listrik di kapalnya, kini dapat diminimalisir dengan hadirnya ALMA.
"Kapal yang digunakan untuk edukasi masyarakat ini tentu membutuhkan pasokan listrik dan kami merasa terbantu dengan hadirnya ALMA," tutur Aldrin.
Lain sisi, Ketua Yayasan Phinisi Pusaka Indonesia tersebut mengaku saat pandemi kapal lebih banyak bersandar, sehingga ia harus mencari cara guna menekan biaya operasional.
"Semenjak beralih dari BBM menggunakan listrik dari November 2021 lalu, kami hanya mengeluarkan biaya operasional Rp3,5-4 Juta per bulannya saat bersandar. Artinya kami menghemat biaya operasional sangat signifikan sampai dengan 50% per bulannya," tandasnya.
Dirinya berharap ke depannya PLN dapat menambah ALMA di pelabuhan lainnya agar dapat dinikmati oleh seluruh kapal yang bersandar.
"Kapal ini sudah berlayar hingga ke Indonesia Timur dan kami merasakan dampak positif dengan adanya ALMA, oleh karena itu semoga ke depannya PLN dapat menghadirkan ALMA di setiap pelabuhan," tutupnya. [Tio]