WahanaListrik.com | PT PLN (Persero) siap melakukan perjanjian jual beli tenaga listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Kubu di Karangasem, Bali, dengan kapasitas 1 megawatt peak (MWp).
Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung visi pemerintah daerah yang sedang membangun Pulau Dewata berbasis energi hijau.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Direktur Mega Proyek dan EBT PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan bahwa PLN sangat mendukung percepatan pengoperasian PLTS Kubu, sehingga dapat segera dilaksanakan jual beli tenaga listrik.
“Agar aset yang telah dibangun dapat segera dimanfaatkan dan dapat memberikan keuntungan kepada seluruh pihak, PLN sangat mendukung agar serah terima aset dan pengoperasian PLTS 1 MWp Kubu dapat segera dilaksanakan,” katanya, dikutip Sabtu (29/1/2022).
PLTS Kubu di Desa Karangasem yang dibangun sejak 2013 tersebut telah tersambung atau on grid ke jaringan PLN 20 kV sejak 2013 melalui Gardu Induk Amlapura.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
“Sampai dengan Januari 2022, PLN UID Bali menunggu kapan pelaksanaan penandatanganan SPJBTL dengan Pemda Karangasem, agar kami dapat segera melakukan transaksi jual beli tenaga listrik dari Pemda atau Perusda kepada PLN,” ujarnya.
Dia menjelaskan, harga pembelian tenaga listrik juga telah diatur dalam Permen ESDM Nomor 39/2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan, serta Konversi Energi.
Dia juga menyampaikan perhatiannya terhadap produksi listrik yang fluktuatif, di mana pada awal pengoperasian pembangkit, produksi kwh listrik sangat tinggi dan kemudian trennya menurun hingga saat ini.
“Pada 2014 ada kenaikan, dan 2015 turun, namun semakin ke sini trennya semakin menurun dan dikhawatirkan jika aset ini tidak segera dioperasikan dan dipelihara dengan baik, maka dapat mengakibatkan padam, karena ada penurunan produksi dan penurunan kualitas,” ucapnya.
Ketua Rombongan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI Doni Maryadi Oekon mengatakan, Bali memiliki potensi pengembangan PLTS yang cukup besar, yakni sekitar 26,4 GWP.
“Maka tidak salah jika Kementerian ESDM menjadikan Bali sebagai salah satu provinsi pilot project pengembangkan PLTS skala besar pertama di Indonesia, di mana salah satunya adalah PLTS 1 MWP on grid Karangasem yang saat ini dikunjungi,” ujarnya.
PLTS yang pembangunannya menggunakan dana APBN sebesar 26,478 M, kata dia, sejak 2017 telah diserahterimakan ke Pemda Karangasem, sehingga diharapkan dapat dikelola dengan baik melalui BUMD.
“Kami berharap melalui kegiatan pengoperasian, pemeliharaan peralatan, dan penjualan energi listrik yang dihasilkan, keberadaan PLTS ini dapat memberikan kontribusi yang besar tidak hanya dalam bentuk pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan daerah,” imbuhnya. [Tio]