WahanaListrik.com | Proyek pembangkit listrik tenaga mesin dan gas (PLTMG) Bangkanai Stage 2 telah mencapai lebih dari 90 persen.
PT PLN (Persero) memastikan proyek itu selesai tepat waktu.
Baca Juga:
PLN UIP KLB Torehkan Berbagai Penghargaan Selama 2023
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) Didik Mardiyanto mengatakan pembangunan PLTMG Bangkanai Stage 2 masih tetap berjalan, kendati pandemi melanda dan lokasi akses menuju lokasi cukup sulit dicapai di saat musim hujan.
"PLN pun optimistis, dengan beroperasinya PLTMG Bangkanai Stage 2 ini akan meningkatkan keandalan listrik terutama di Kalimantan Tengah," ujar Didik seperti dikutip dalam keterangan resminya, Kamis (09/12/2021).
PLTMG Bangkanai Stage 2 memiliki total kapasitas sebesar 140 megawatt (MW), terdiri atas 2 engine hall dan masing-masing dapat menghasilkan listrik berkapasitas sebesar 70 MW.
Baca Juga:
Dukung Program Dedieselisasi, PLN Rampungkan 2 Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan di Kalbar
Pada pertengahan Oktober, rekomendasi laik sinkron (RLS) telah diterbitkan untuk keseluruhan mesin PLTMG. Sistem pembangkit itu tengah memasuki tahap pengujian. Hal itu dilakukan untuk memastikan seluruh mesinnya dapat beroperasi dengan baik dan optimal.
"Kami berharap tahapan pengujian sistem yang saat ini sedang dilakukan dapat berjalan lancar. Pengujian yang akan kami lakukan antara lain pengujian performa pembangkit dan juga reliability run untuk memastikan keandalan mesinnya," ungkapnya.
Didik menambahkan dengan terbitnya rekomendasi laik sinkron tersebut, pembangkit listrik yang memiliki 16 mesin ini sudah dapat terhubung ke jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Bangkanai-Muara Teweh.
"Pada awal Oktober lalu, pembangkit kami juga sudah melalui tahap backfeeding dan sinkronisasi untuk keseluruhan unit mesinnya dengan hasil yang baik. Tahapan tersebut kami lakukan untuk memastikan keandalan sistem pembangkit sebelum dilakukan tahapan berikutnya,” kata Didik.
PLN UIP KLB juga menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalimantan Barat, seperti SUTT 150 kV Pangkalan Bun-Sukamara dan Sukamara-Kendawangan.
Interkoneksi bertujuan agar setiap sistem kelistrikan di Kalimantan dapat terhubung dan saling menopang satu dengan lainnya. Dengan pembangkit ini mampu menopang kebutuhan daya di Kalteng sebesar 196 MW dan Kalimantan Selatan sebesar 558 MW. [Tio]