WahanaListrik.com | Tata Motors Ltd, perusahaan otomotif India kini merajai pangsa pasar mobil listrik di negaranya sendiri.
Siapa sangka keberhasilan perusahaan itu tanpa menggelontorkan investasi besar alias sukses dengan jalan hemat.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Melansir Reuters, Senin (2/5/2022), Tata Motors memulai produksi mobil listriknya hanya di sebuah ruangan yang tak terpakai di salah satu pabrik andalannya.
Tidak ada teknologi mewah yang dipakai membuat mobil listrik, semua dilakukan menggunakan tangan pekerjanya.
Mobil listrik pertamanya adalah SUV Nexon yang sebenarnya adalah kendaraan bensin. Kemudian bodi mobil tersebut disematkan baterai listrik hanya menggunakan tangan pekerjanya.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Awalnya di pabrik itu hanya memproduksi 8 SUV sehari. Tetapi selama 2 tahun peluncuran Nexon EV permintaan telah melonjak.
Tata sekarang membuat lebih dari 100 unit sehari, yang juga diproduksi di pabrik lainnya.
Bahkan dengan langkah awal yang sesederhana itu Tata mendominasi pasar mobil listrik yang masih baru di negara itu.
Capaian Tata tentu sangat kontras dengan pembuat mobil besar lainnya yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk peralatan dan teknologi EV sejak awal membangun pabrik.
Meskipun kesuksesan Tata juga banyak disebabkan oleh subsidi pemerintah dan tarif tinggi yang mencegah impor dari pesaing seperti Tesla Inc.
Masuk ke pasar EV India yang belum pernah dicoba, Tata tahu bahwa mereka harus membuat mobil yang terjangkau untuk populasi yang mayoritas kelas menengah.
Alih-alih membangun pabrik atau jalur EV yang akan mahal dan memakan waktu, perusahaan memutuskan untuk memilih unit mobil yang sudah ada dan melengkapinya dengan baterai.
"Pabrik EV untuk pasar yang baru lahir akan menjadi investasi dalam jumlah besar dengan potensi volume yang muncul. Kami tidak ingin melakukan itu," kata Wakil Presiden Lini Produk dab Operasi Tata Passenger Electric Mobility, Anand Kulkarni dikutip Detikcom.
Tata juga membatasi investasi di muka dengan mengandalkan perusahaan grup Tata untuk berbagai komponen dan infrastruktur EV, dan dengan memilih jenis bahan kimia baterai yang lebih murah.
Hal itu memungkinkan perusahaan untuk bisa menjual Nexon EV sekitar U$ 19.000 atau setara Rp 271 juta.
Harga itu memang belum tentu murah di India tetapi terjangkau untuk kelas menengah ke atas dan tidak jauh lebih mahal daripada versi teratas dari model bensin Nexon.
Dengan hanya Nexon EV dan satu model lainnya untuk penjualan armada, Tata menguasai 90% dari penjualan mobil listrik di India.
Pada Juni lalu, Tata menguraikan rencana agresif untuk meluncurkan 10 model kendaraan listrik pada Maret 2026. Pada tahun ini saja, perusahaan berencana melipatgandakan produksi EV menjadi 80.000 mobil, menurut sumber. [Tio]