Itu sebabnya ia membangun lapisan aplikasi di atas sistem operasi kendaraan, yang dapat terus diperbarui melalui udara, menurut Mibe.
Honda mengatakan sedang menjajaki kemungkinan menciptakan usaha patungan Amerika Utara untuk produksi baterai di luar kemitraannya dengan GM, tetapi Mibe tidak mau menyebutkan nama.
Baca Juga:
PT. Daya Adicipta Wisesa Bersama Kembali dengan Program THR Ramadhan
Tujuan mereka adalah untuk memastikan pengadaan baterai lithium-ion cair yang stabil di wilayah tersebut, serta di China dan Jepang, dua pasar utama lainnya.
Untuk mendukung hal ini, Honda ingin memperkuat kerja sama yang sudah ada dengan CATL di China dan untuk mendapatkan baterai untuk mini EV-nya dari Envision AESC di Jepang.
Untuk mempercepat R&D baterai independennya untuk baterai solid-state, Honda menginvestasikan sekitar 343 juta dolar AS (Rp 4,9 triliun) untuk membangun jalur demonstrasi.
Baca Juga:
Penjualan Sepeda Motor Sepanjang 2023 Tembus 6.236.992 Unit
Honda berharap akan mulai produksi pada musim semi 2024 dan mengadopsi baterai generasi berikutnya ke dalam model yang akan diperkenalkan setelah 2025.
Menurut Mibe, Honda berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pengurangan 10% untuk produksi mobil global, dibandingkan dengan biaya yang tercatat pada 2018.
Terlepas dari masalah seperti pandemi dan kekurangan semikonduktor, perusahaan mengatakan telah mampu memperketat struktur bisnisnya dan berharap untuk mencapai laba atas penjualan lebih dari 7%. [Tio]