WahanaListrik.com | PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) akan membangun rooftop solar panel on grid untuk menunjang kebutuhan daya listrik di stasiun kereta api serta bangunan lainnya yang ada di aset-aset perusahaan.
Hal tersebut merupakan hasil dari penandatanganan nota kesepahaman antara PT KAI dan Pertamina NRE dalam rangka transisi ke energi berkelanjutan.
Baca Juga:
940.738 Tiket Kereta Terjual saat Libur Panjang Iduladha
Adapun, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara PT KAI dan Pertamina NRE tentang Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Aset KAI dilakukan di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (9/3/2022).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo dan Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro.
Melalui kerja sama antara BUMN ini, KAI dan Pertamina NRE mendukung program pemerintah dalam Presidensi G20 Indonesia terkait dengan isu prioritas transisi energi berkelanjutan.
MOU tersebut merupakan langkah awal dalam menerapkan transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti penerapan teknologi on grid system maupun hydrogen.
Baca Juga:
KAI Prediksi 51 Ribu Orang Tinggalkan Surabaya pada Libur Panjang Iduladha
MoU ini mencakup kerja sama strategis untuk melakukan studi kelayakan, pengembangan, dan potensi penerapan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Komitmen KAI dalam implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) Management semakin terlihat nyata, dengan mendukung program pemerintah serta turut andil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2030 maupun Net Zero Emission di tahun 2060,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, dikutip dari siaran pers, Kamis (10/3/2022).
Rencananya, pemasangan rooftop solar panel on grid di stasiun kereta api serta bangunan lainnya di lingkungan KAI, akan diimplementasikan untuk konservasi energi, efisiensi energi, serta peningkatan pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan.
KAI mengharapkan terdapat dua (2) pilot project PLTS yang nantinya sudah bisa dioperasikan di lingkungan KAI pada tahun ini.
Ke depannya, KAI juga akan memperluas implementasi rooftop solar panel ke stasiun-stasiun dan bangunan aset KAI lain yang memiliki potensi pemasangan PLTS.
Saat ini, pemasangan PLTS telah dilakukan di Stasiun Batang dengan kapasitas sebesar 6 kWp dan di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp.
KAI akan terus menambah jumlah bangunan yang dipasang PLTS dalam mendukung penggunaan green energy.
Sebelumnya, telah dilakukan pemetaan terhadap potensi energi PLTS di 70 stasiun KAI yaitu sebesar 2,75 MWh/tahun, sehingga berpotensi mengurangi karbon dioksida sebanyak 179.459.810,6 kg CO2/tahun.
Dalam implementasi Environmental, Social & Governance di perusahaan, KAI menggunakan sirkulasi udara alami stasiun, menggunakan penerangan hemat energi, mengutamakan tenaga kerja lokal, serta menyiapkan berbagai perizinan dan rekomendasi terkait bangunan perusahaan.
Didiek juga mengatakan akan terus melakukan upaya pelestarian lingkungan. Saat ini, dia mengatakan hampir 56.000 pohon telah ditanam di berbagai wilayah operasi KAI.
“Dengan pengimplementasian ESG di KAI maka akan tercipta bisnis yang sifatnya sustain. Dengan demikian, keberlangsungan industri perkeretaapian juga bisa kita jaga dengan sebaik-baiknya,” kata Didiek.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro turut mengapresiasi atas kerja sama dengan PT KAI dalam rangka penyediaan energi ramah lingkungan.
Dia menyebut saat ini potensi terbesar dalam penyediaan energi ramah lingkungan berasal dari penyediaan PLTS.
“Ini adalah langkah pertama yang strategis untuk melakukan dekarbonisasi. Untuk saat ini potensi paling besar adalah penyediaan PLTS. Ke depan potensi lain yang bisa dikerjasamakan antara Pertamina NRE dan KAI adalah pemanfaatan hidrogen, yang saat ini sedang kami kembangkan, untuk kereta api," ujarnya.
Sebagai informasi, Pertamina NRE telah memasang PLTS di berbagai lokasi baik eksternal maupun internal Pertamina.
Pada tahun lalu, Pertamina NRE memasang PLTS di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2 MWp; di PLTS RU IV Cilacap berkapasitas 1,34 MWp; dan PLTS RU II Dumai berkapasitas 2 MWp.
Di samping itu, Pertamina NRE juga telah menyediakan PLTS Atap di 129 titik SPBU Pertamina, sehingga total yang telah menggunakan PLTS Atap saat ini mencapai 141 SPBU.
Dannif berkomitmen penuh untuk mendukung pencapaian target net zero emission 2060.
Langkah tersebut, lanjutnya, juga merupakan bagian dari implementasi aspek environment, social, and governance (ESG) yang terintegrasi dalam pengelolaan bisnis Pertamina NRE. [Tio]