WahanaListrik.com | Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia atau METI mengapresiasi langkah PLN menyiapkan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional para delegasi G20 dalam pertemuan Energy Transition Working Group (ETWG) pertama di Yogyakarta.
Hal ini tentu sangat sejalan dengan tren dunia yang secara perlahan akan melakukan transisi penggunaan energi dari energi fosil ke energi terbarukan.
Baca Juga:
Langkah Agresif dalam Transisi Energi, PLN Jalin 28 Kerjasama pada EBTKE Conex 2023
Apalagi langkah ini dipersembahkan kepada para delegasi untuk mencoba menggunakan mobil listrik sebagai upaya pengurangan emisi global.
“Namun demikian, bagi kita Indonesia langkah ini harus dipastikan, apakah target penurunan emisi ini bisa berjalan hanya dengan menggantikan kenderaan berbahan bakar minyak dengan kenderaan yang berbabasis listrik. Kita juga harus pastikan listrik yang digunakan itu apakah sudah berbabasis energi terbarukan. Jika hal ini belum terpenuhi, maka secara teoritis dan praktis, pengurangan emisi belum terjadi,” kata Ketua Umum METI Surya Darma dikutip ruangenergi di Jakarta, Selasa (22/03/2022).
Pengurangan emisi,lanjut Surya,bisa terjadi jika listrik yang dihasilkan juga berbasis energi terbarukan.
Baca Juga:
Ambil Langkah Agresif dalam Transisi Energi, PLN Jalin 28 Kerjasama pada EBTKE Conex 2023
Jika tidak menggunakan eneergi terbarukan, maka yang terjadi adalah perilaku penggunaan kenderaan berbasis mesin menjadi kenderaan berbasis baterai.
Sedangkan penurunan emisi juga belum terjadi. Namun demikian perubahan erilaku ini juga perlu diapresiasi karena pada waktunya juga merubah mindset para pnegguna yang nantinya juga berharap eneginya berbabasis energi terabrukkan yang rendah karbon.
Demikian halnya dengan penyiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk para delegasi G20, harus dipastikan bahwa listrik yang masuk adalah energi terbarukan agar sejalan dengan upaya penurunan emisi. Jangan sampai nanti malah para delegasi mempertanyakan, apakah kenderaan lisstrik ini berbasis energi rendah karbon dari energi terbarukan atau bukan.
“Hal ini menjadi penting karena sebagai tuan rumah G20 tahun ini, Indosnesia sudah mencanangkan pelaksanaan transisi energi sebagai salah satu fokus target G20 di Bali. Peran PLN dalam mendukung pemerintah dengan menyiapkan segala infrastruktur dan juga kendaraan operasional berbasis listrik sebagai aksi pengurangan emisi karbon, akan menjadi perhatian banyak negra di dunia. Saat ini, porsi penggunaan batua bara dalam bauran kelistrikan nasional masih memegang peran yang sanagat tinggi, sekitar 63%, sedangkan sisanya didominasi migas. Sedangkan energi terbarukan masih berkontribusi sekitar 12%,”pungkas Surya. [Tio]