Menurutnya, teknik yang digunakan untuk membuat briket sampah adalah dengan metode peuyeumisasi dan alatnya yang disebut bioaktivator.
Sebelumnya sampah tersebut dicacah kasar hingga halus, kemudian dimixer dan ditambah zat perekat, seperti tepung kanji dan ditambahkan bakteri khusus.
Baca Juga:
Pergerakan Tanah di Bandung Barat Meluas, Warga Direlokasi
"Untuk wood pelet saya dijual seharga Rp 2.000-2.500 per kilogram, briket sampah Rp1.500- 2.000, sementara arang batok Rp 6.000-7.000 per kilogram," sebutnya.
Dikatakannya, permasalahan energi sebenarnya masih sangat kompleks.
Salah satunya berkaitan dengan gas elpiji sebagai bahan bakar utama penunjang kehidupan masyarakat di KBB.
Baca Juga:
Dalam Sepekan Tiga Bencana Longsor Terjadi di Kabupaten Bandung Barat
Harganya yang tinggi menjadi beban masyarakat khususnya yang bermata pencaharian bertani.
"Adanya inovasi ini semoga jadi solusi energi ramah lingkungan berbiaya murah. Semoga saja Pemda KBB bisa mensupport karena ini nanti outputnya juga untuk masyarakat," pungkasnya. [Tio]