Artinya, Indonesia harus menyediakan investasi setidaknya US$ 25 miliar (Rp 360 triliun) per tahun untuk mencapai target netral karbon pada 2060.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan kebutuhan listrik nasional pada 2060 sepenuhnya bakal dipasok dari energi terbarukan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Meski begitu, kebutuhan untuk merealisasikan pembangunan pembangkit EBT pada tahun tersebut terbilang cukup besar.
"Biaya perhitungan kami basisnya keperluan pembangkit, US$ 1.043 miliar atau US$ 25 miliar per tahun untuk 40 tahun ke depan," katanya beberapa waktu lalu.
Menurut data Kementerian ESDM kapasitas pembangkit listrik tenaga EBT mencapai 11.157 MW pada 2021. Kapasitas ini di bawah target yang ditetapkan sebesar 11.357 MW untuk 2021.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Meski demikian tambahan kapasitas tahun lalu menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir, yakni sebesar 655 MW atau 6,23% dibandingkan 2020. Kapasitas PLT EBT tersebut terdiri dari 6.601,9 MW tenaga air, 2.276,9 MW tenaga panas bumi, 1.920,4 MW bioenergi, 200,1 MW tenaga surya, 154,3 MW tenaga angin, dan 3,6 MW tenaga hibrida. [Tio]