1. Polusi Rendah
Tenaga nuklir juga memiliki emisi rumah kaca yang jauh lebih sedikit. Telah ditentukan bahwa jumlah gas rumah kaca telah berkurang hampir setengahnya karena prevalensi dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
Baca Juga:
RI Targetkan 30 PLTN hingga 2060, ALPERKLINAS Soroti Transfer Teknologi dan Kompetensi SDM
Ini menghindari lebih dari 470 juta metrik ton karbon setiap tahun, yang setara dengan menghilangkan 100 juta mobil dari jalan.
Energi panas dari reaktor nuklir juga dapat digunakan untuk meng dekarbonisasi sektor padat energi lainnya seperti transportasi, penyumbang terbesar polusi karbon.
2. Output Daya Tinggi
Baca Juga:
Tahun 2030 Indonesia Bakal Pakai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, ALPERKLINAS Dukung Menteri ESDM yang Wajibkan Sosialisasi Masif ke Masyarakat
Rasio keluaran bahan bakar terhadap daya untuk energi nuklir sangat tinggi. Ini memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan kota dan industri hanya dengan satu reaktor, apalagi beberapa.
Jumlah uranium yang relatif kecil dapat digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik 1000 Megawatt, sehingga menyediakan listrik yang cukup untuk memberi daya pada kota berpenduduk sekitar setengah juta orang.
Sumber terbarukan, seperti matahari dan angin, hanya menyediakan daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perumahan atau kantor. Mereka belum memiliki kapasitas nuklir untuk menangani kebutuhan listrik skala besar, terutama di dunia manufaktur.