Dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut, akan mempercepat kegiatan eksplorasi ARCI sehingga berpotensi menemukan tambahan sumber daya mineral dan cadangan bijih yang signifikan yang diharapkan akan terjadi pada tahun 2023, sehingga proses penambangan di Koridor Barat mulai dapat dilakukan pada tahun 2024.
Hingga kini, ARCI baru melakukan eksplorasi dan penambangan emas sebesar 15% dari total area konsesinya seluas 40.000 hektar, terutama di area Koridor Timur.
Baca Juga:
BPBD Kabupaten Solok Konfirmasi 15 Orang Tewas Akibat Longsor Eks Tambang Emas
Sebagai bagian dari rencana membangun bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir, bisnis logam emas batangan (gold minted bars) ARCI di bawah kendali Entitas Patungan (Joint Venture/JV) PT Elang Mulia Abadi Sempurna (PT EMAS), mencatatkan peningkatan penjualan secara signifikan selama tahun 2021.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh Perseroan, hingga September 2021, PT EMAS berhasil membukukan peningkatan pendapatan hingga 154% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan memberikan kontribusi sebesar 3% kepada pendapatan konsolidasian Perseroan.
Rudy Suhendra, Wakil Direktur Utama ARCI, optimis bahwa konsolidasi bisnis yang dilakukan pada tahun 2021 akan menjadi landasan yang kuat untuk mencetak lebih banyak keberhasilan pada tahun 2022.
“Melihat dari potensi eksplorasi yang kami miliki, kadar emas yang kami temukan dan bersamaan dengan berbagai inisiatif efisiensi yang kami lakukan, kami yakin ARCI dapat terus bertumbuh dengan stabil dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada,” ujarnya.
Baca Juga:
Sebongkah Harapan Gadis Yatim Piatu Melihat Kembali Indahnya Dunia
Rudi mengatakan, ada potensi pertumbuhan yang kuat pada tahun-tahun mendatang. Berbagai inisiatif yang dilakukan selama tahun 2021 diharapkan dapat mendukung kesinambungan bisnis ARCI pada tahun 2022 dengan lebih kuat. Pertumbuhan ARCI juga didukung oleh adanya prospek harga komoditi emas dunia yang cenderung stabil dari waktu ke waktu.
“Kami senantiasa memperhatikan keseimbangan antara portofolio bisnis dengan upaya-upaya kami di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST/ESG) guna mencapai usaha yang berkelanjutan dan tumbuh bersama dengan masyarakat Indonesia,” kata Rudy Suhendra. [Tio]