WahanaListrik.com | Sebagaimana kita ketahui di tahun 2020, dari total kebutuhan BBM nasional sebesar 1,126 juta bopd, sebesar 34%nya atau 381 ribu bopd didapat dari impor.
Di dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) telah diuraikan upaya-upaya yang diperlukan untuk penghentian impor BBM, yaitu meningkatkan kapasitas kilang melalui pembangunan 1 kilang baru dan 4 pengembangan. Mendorong penggunaan kendaraan BBG sebesar 440 ribu kendaraan, 257 unit kapal.
Baca Juga:
680 Liter Pertalite Diamankan, Sat Reskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Pria Diduga Lakukan Penyalahgunaan BBM
Kemudian mendorong penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebesar 2 juta Mobil dan 13 juta motor dan mengoptimalkan Biofuel dengan mengekstensifkan penggunaan B30-B100, serta dan produksi BBN (biodiesel atau biohidrokarbon termasuk bioetanol).
Sementara untuk daerah remote perlu diupayakan mandiri utamanya bioethanol untuk keperluan transportasi.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menyebut bahwa di tahun 2027 tanpa impor BBM sangat memungkinkan sekali.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal
“Kita mempunyai strategi seperti yang sudah disampaikan di pendahuluan tadi, di samping itu kita punya target pembangunan kilang yang akan selesai di tahun 2027.
Memang untuk premium sampai saat ini kita masih impor, ini bisa kita atasi dengan kendaraan listrik, pembangunan kilang, kemudian bahan bakar gas dan menggunakan green fuel”, ujarnya.
Pria yang akrab disapa Djoksis ini juga menjelaskan bahwa pada saat ini EBT kita baru mencapai 11,2% dari target 23% ditahun 2025.
“Sementara di tahun 2050 target EBT kita adalah 31%. Artinya masih ada 69% porsi batubara, gas dan minyak bumi. Kita juga punya target net zero emisi di tahun 2060 atau lebih cepat yang artinya kita berharap EBT kita lebih dari 50% di tahun tersebut”, ucapnya.
Senada dengan apa yang disampaikan Djoksis, Pengamat Energi, Fabby Tumiwa berujar bahwa semua itu dapat berjalan namun membutuhkan konsistensi.
“Saya melihat kendaraan listrik memang memiliki potensi yang luar biasa. Khususnya mobil listrik ini memang masih terdapat disparitas harga dengan mobil konvensional, nah semoga di tahun 2025 kita bisa memiliki mobil listrik dengan harga yang bersaing”, pungkasnya. [Tio]