Namun setelah Karadenis habis kontrak, pembangkit listrik itu dipindahkan ke Gorontalo.
Pada kargo pertama, Triputra membawa muatan dari Bontang lalu discharge ke FSRU dan melakukan regasifikasi hingga disalurkan ke PLTG Maleo.
Baca Juga:
Kerahkan Ribuan Petugas, PLN IP Dukung Pemenuhan Kebutuhan Listrik Selama Lebaran
Pembangkit tersebut mampu menghasilkan listrik sebesar 100 megawatt (MW).
Pemindahan FSRU dari Amurang ke Gorontalo, kata Kemal, menunjukkan kemampuan teknis operasional GTSI untuk mobilisasi FSRU tersebut.
GTSI telah siap sejak pertengahan bulan Januari 2022, dan terus berkoordinasi dengan PLNGG.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Kepala Daerah Tiru Respons Cepat Walikota Langsa Tangani PJU Padam Demi Keamanan Masyarakat
Dalam perjalannya, GTSI mengakuisisi PT Anoa Sulawesi Regas, anak usaha PT Sulawesi Regas Satu, pemegang proyek FSRU Sulawesi Utara.
Saat ini, SRGS mempergunakan FSRU temporary dengan tinggi delapan meter tersebut. Sementara itu, kapal Triputra dengan kapasitas angkut 22,500 meter kubik merupakan milik GTSI.
Secara manajemen operasional dikelola oleh salah satu anak usahanya, yakni PT Humolco LNG Indonesia. [Tio]