Sejalan dengan target tersebut, PKT menyiapkan sejumlah inisiatif strategis di fase pertumbuhan keduanya.
Pertama, PKT baik secara organik dan anorganik terus memacu pertumbuhan Perusahaan, diantaranya melalui diversifikasi usaha.
Baca Juga:
Ketua Komisi I DPRD Fakfak: Pupuk Kaltim Beroperasi dapat Menekan Angka Pengangguran
Praktik ini tengah menjadi fokus Perusahaan, selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol.
Oleh karena itu, PKT berupaya untuk melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan.
“Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan Amoniak dan Urea. Selain itu, Perusahaan juga tidak hanya akan melakukan ekspansi, namun juga akan melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya,” tambah Rahmad Pribadi.
Baca Juga:
Pupuk Kaltim Sukses Tingkatkan Produktivitas Jagung di Bontang
Selanjutnya, PKT berupaya untuk menjadikan emisi gas buang menjadi komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular.
Dengan memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau. PKT sedang menjajaki pemanfaatan produk samping berupa Karbon Dioksida (CO2) untuk dijadikan komoditas baru, diantaranya adalah soda ash.
Selain CO2, PKT juga telah memiliki salah satu bahan baku lainnya yang diperlukan yakni amoniak. Hal ini menandakan kemampuan Perusahaan dalam mengoptimalkan potensi produk yang dimiliki untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah.