"Indonesia ini negara yang memproduksi batu bara, kalau terjadi krisis kan aneh, ada yang salah. Hongkong dan beberapa negara saja yang tidak banyak batu bara saja mereka tidak krisis. Artinya apa? Ada yang harus diperbaiki, salah satunya waktu itu rapat jelas bahwa PLN harus membuat kontrak jangka panjang, toh sudah ada harga DMO-nya. Dan harga DMO itu kalau bisa nanti harganya di bawah harga DMO, kan tinggal direvisi setiap tahun," tutur Erick.
Saat itu, dia memastikan pasokan batu bara di PLN terpenuhi untuk sementara waktu.
Baca Juga:
Jamin Pasokan, Suplai Batu Bara PTBA ke PLN Tembus 7,3 Juta Ton
Dia juga terus memastikan stok batu bara untuk pembangkit listrik tetap terpenuhi ke depannya.
Erick juga mengaku khawatir saat terjadinya defisit pasokan batu bara PLTU. Pasalnya, krisis energi primer akan berdampak pada distribusi listrik secara nasional.
Dia mengingatkan, pasokan listrik merupakan komponen terbesar atas pertumbuhan makro ekonomi Indonesia karena operasional semua sektor industri dalam negeri bergantung pada suplai listrik yang diberikan PLN.
Baca Juga:
Pasokan Batu Bara Krisis Jika Tak Ambil Langkah Efektif
Erick menilai sangat membahayakan bila terjadi pemadaman akibat kelangkaan batu bara.
"Karena itu Bapak Presiden (Joko Widodo) meminta PLN dan perusahaan batu bara harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Kenapa? Ekonomi kita lagi tumbuh, dan listrik ini adalah kompinen besar bagi pembamgkitan industri dam ekonomi. Kalau sampai mati ini jadi bahaya," ucap Erick. [Tio]