Hal serupa juga diungkap Ati (43), warga Jalan Barito, Pontianak.
Pria yang sehari-harinya berjualan barang bekas ini juga memanfaatkan kawasan Waterfront Sungai Kapuas untuk mengais rezeki dengan berjualan gorengan. Bersama istri tercinta, Ati mengaku sudah berjualan sejak Waterfront dibuka, sekitar 4 tahun lalu.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Dulu kawasan ini sepi, tapi sejak ditata oleh Pemerintah Kota Pontianak dan dihiasi dengan lampu yang terang- benderang dan berwarna-warni maka sekarang ramai sekali pengunjungnya. Semakin ramai orang yang datang, semakin meningkat pula pendapatan kami,” ujar Ati.
Diakuinya, dalam semalam Ia bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 300 ribu, namun akan semakin meningkat 2 hingga 3 kali lipat saat hari libur, terutama Hari Sabtu dan Minggu.
Secara terpisah, Manager PLN UP3 Pontianak, Syaiful Azhari Siregar menyatakan PLN terus berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik agar aktivitas warga khususnya para pelaku usaha tidak terganggu.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Dengan listrik yang andal, seluruh aktivitas usaha yang dijalankan oleh masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar. Iklim usaha meningkat, otomatis perekonomian masyarakat juga meningkat,” sebut Syaiful.
Ia menuturkan, sistem kelistrikan di Kota Pontianak dan sekitarnya masuk dalam sistem kelistrikan interkoneksi Khatulistiwa, di mana per hari Senin tanggal 16 Mei 2022, pukul 18.30 WIB, daya mampu pasok mesin pembangkit sebesar 588,2 megawatt (MW) dengan beban puncak atau kebutuhan listrik masyarakat tertinggi sebesar 383 MW.
“Dengan surplus daya sebesar 205,2 MW kami siap melayani kebutuhan listrik masyarakat. Silakan masyarakat melakukan berbagai aktivitas usahanya, biar kami yang urus listriknya,” pungkas Syaiful.