WahanaListrik.com | PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mendukung peningkatan produktivitas para pelaku usaha penggilingan padi melalui program pertanian elektrik untuk memenuhi kebutuhan listrik yang fleksibel.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram, Maman Sulaeman mengatakan sejak program Electrifying Agriculture, MCB on Game diluncurkan pada 25 November 2020, terdapat begitu banyak pelanggan yang berhasil memanfaatkan program, salah satunya adalah pelaku usaha penggilingan padi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Program itu disambut baik oleh masyarakat, khususnya para pelaku usaha. Dengan memanfaatkan program MCB On Game, pelaku usaha di berbagai sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, tambak dan perkebunan memperoleh manfaat dari sisi operasional, efisiensi, dan produktifitas," katanya di Mataram, Jumat (28/1/2022).
MCB On Game mengimplementasikan strategi benefit pelanggan.
Program tersebut menawarkan fleksibilitas layanan listrik, di mana para pelaku usaha dilayani dengan listrik pra bayar sehingga dapat membeli token sesuai dengan kebutuhan listriknya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Ini merupakan salah satu ikhtiar dan strategi yang dilakukan PLN untuk terus mendukung usaha yang berkelanjutan. Tentunya kami berharap, dapat membantu para pelaku usaha ke depannya," ucap Maman.
Ahmad Rifai, salah satu pelaku usaha penggilingan padi (gabah) di Sakra, Kabupaten Lombok Timur, yang memanfaatkan program MCB On Game mengakui bahwa adanya inovasi listrik sangat mempengaruhi produktifitas usahanya.
"Berkat inovasi listrik PLN, kami dapat memanfaatkan teknologi untuk menambah produktivitas dan menekan biaya operasional sehingga keuntungan kami makin meningkat," katanya.
Ia menyebutkan usaha penggilingan padi yang menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang, sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak jenis solar sebanyak 3000-3500 liter per bulan untuk operasional kegiatan yang beroperasi mulai pukul 08.00 hingga 17.00 Wita.
"Setelah pakai PLN, sekarang tidak perlu repot lagi cari bahan bakar," tutur Ahmad Rifai. [Tio]