WahanaListrik.com | Asmen Komunikasi dan Stakeholder PLN UIW Sumsel, Jambi dan Bengkulu (S2JB) Pramita Tridiana kepada media menyampaikan bahwa PLN terus melakukan inovasi guna meningkatkan penjualan listrik.
Salah satunya adalah mendorong digalakkannya Electrifying lifestyle, Electrifying agriculture, dan promosi kemudahan tambah daya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“PLN mengajak masyarakat untuk menggunakan kompor induksi, kendaraan bermotor listrik dan mendorong pemanfaatan listrik untuk meningkatkan efisiensi dan hasil di ladang pertanian,” kata Mita di rumah dinas GM UIW S2JB di Palembang baru-baru ini.
Lebih lanjut Mita menuturkan, baru-baru ini Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru meresmikan secara langsung Program Electrifying Agriculture PT PLN (Persero) di Desa Peracak, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Desa yang menjadi salah satu penghasil padi di Sumsel ini telah mulai beralih menggunakan peralatan pertanian bertenaga listrik.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (UIW S2JB) telah membangun jaringan listrik sepanjang 2 (dua) kilometer sirkuit (kms) untuk menyalurkan listrik pada 20 (dua puluh) kWh meter yang mencakup area seluas 42 hektar.
Berkat bantuan program listrik masuk sawah yang diberikan oleh PLN dapat menghidupkan kembali pertanian di OKU Timur.
Kondisi air yang tadinya kering kini melimpah ruah sehingga dapat kembali menjadi sumber untuk pertanian.
Biaya operasional pun dapat ditekan sampai dengan 80 persen dari sebelumnya menggunakan BBM
GM PLN UIW S2JB Bambang Dwiyanto mengatakan Electrifying Agriculture sendiri merupakan program inisiatif PLN untuk menghadirkan listrik sebagai salah satu pilihan sumber tenaga bagi peralatan-peralatan pertanian.
Dengan menginvestasikan pembangunan jaringan pada area pertanian yang produktif, diharapkan dapat mendorong para petani untuk dapat meningkatkan pendapatannya melalui sumber energi yang terjangkau dan bebas polusi.
Program Electrifying Agriculture di Desa Peracak ini merupakan salah satu Program Bantuan Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) yang merujuk pada Pilar Pembangunan Ekonomi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pemerintah.
“Bantuan senilai Rp 102.000.000 ini direalisasikan dalam bentuk peralatan pertanian berbasis elektrik, antara lain pompa air listrik sebanyak 12 unit untuk menggantikan penggunaan pompa air berbahan bakar minyak, peralatan sinar UV untuk optimalisasi fotosintesis tanaman padi, dan peralatan pengusir hama (burung dan tikus) eletronik.
Bantuan juga meliputi pemasangan baru (PB) untuk Electrifyng Agriculture sebanyak 10 ID pelanggan,” jelasnya.
Masih menurut Bambang, bantuan tersebut sebagai tahap awal percontohan Electrifyng Agriculture bagi kawasan pertanian produktif lainnya.
Direncanakan,dalam kurun waktu 1-2 tahun ke depan akan dilakukan monitoring dan kajian akan dampak penggunaan peralatan berbasis listrik kepada hasil pertanian.
“Diharapkan bantuan PLN ini dapat memberikan dukungan bagi pertanian di Desa Peracak khususnya dan memberikan dukungan pada kawasan Lumbung Padi Sumsel dengan menghadirkan listrik ke sentra-sentra pertanian.
PLN akan terus berupaya untuk menyediakan infrastruktur pendukung pertanian berbasis energi listrik yang mempermudah petani, menguntungkan secara ekonomi dan tentunya ramah lingkungan,” pungkas Bambang. [Tio]