Sementara pada sisi hilir, pekerjaan ekskavasi rumah pembangkit bawah tanah power house yang dimulai sejak Juni 2020, telah dinyatakan selesai pada Mei 2021.
Power house merupakan bangunan utama tempat beroperasinya turbin dan generator dan berada di bawah tanah pada kedalaman lebih kurang 150 meter. Pekerjaan terowongan bawah tanah (tunnel) secara keseluruhan telah dicapai sepanjang 3,8 kilometer (km) dari total 7,8 km.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dengan selesainya proses ekskavasi power house ini, maka salah satu tahap kritis pada pembangunan proyek PLTA Asahan III telah berhasil dilewati. Teknologi ini tak hanya membuat pembangkit makin andal tetapi juga lebih efisien.
"Tentunya pengoperasian pembangkit ini juga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik di Sumatera Utara, serta meningkatkan pelayanan PLN kepada konsumen dengan penyediaan energi listrik yang lebih andal dan efisien," ujar Octavianus.
PLN pun menerima kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, HE Mr. Kenji Kanasugi di PLTA Asahan III. Kunjungan Kenji, untuk melihat kemajuan proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia dalam mengakselerasi energi bersih di Indonesia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Proyek PLTA Asahan III saat ini digarap oleh Shimizu Adhikarya Join Operation. PLTA berkapasitas 2x87 MW ini rencananya mulai beroperasi pada 2024. Kenji pun kagum atas kemajuan pembangunan PLTA ini, sebagai wujud komitmen kedua negara untuk memasifkan energi bersih dan mencapai net zero emission ke depan.
"Proyek PLTA Asahan III ini merupakan salah satu proyek penting terkait Hubungan bilateral Indonesia dan Jepang. Karena itu, kami sengaja datang kesini untuk memberikan dukungan terhadap penyelesaiannya," ucap Kenji. [Tio]