Mulai dari pembuatan baterai listrik termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai. Hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat dan roda dua.
Lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange atau swap station, baterai daur ulang, serta penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV.
Baca Juga:
Akademisi Sebut Munaslub Kadin Sarat Kepentingan Politik, Ini Alasannya
Namun, dia belum membuka secara rinci mengenai besaran dan skema investasi dalam proyek ini.
Sebagai gambaran, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan total investasi dalam keseluruhan proyek ini bisa mencapai US$ 8 miliar.
"Kerja sama ini selaras dengan upaya Indika Energy melakukan diversifikasi bisnis termasuk di industri kendaraan dan baterai listrik," kata Ricky, Selasa (25/1/2022).
Baca Juga:
Diduga Dikeroyok, Stafsus Ketum Kadin Lapor ke Polisi
Sebagai bentuk keseriusan dari langkah diversifikasi bisnis ini, pada awal tahun 2021 lalu Indika Energy telah mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI).
Tujuannya mengakselerasi pasar motor listrik dan ekosistemnya.
Rencana bisnis INDY yang menggaet IBC, Foxconn dan Gogoro dalam ekosistem EV ini sempat mendongkrak pergerakan saham INDY, yang melesat 24,92% ke level Rp 1.980 per saham pada perdagangan Senin (24/1).