Peneliti dari Universitas Teknologi China Utara, David Zhang, berpendapat bahwa proposal Lei untuk membangun infrastruktur pengisian daya yang lebh baik akan membantu pendatang baru seperti Xiaomi membangun posisi pasar mereka.
Stasiun pengisian daya China perlu ditingkatkan karena hanya sekitar 20 persen pengisian EV di negara itu yang bertenaga tinggi dan cepat.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
“Ada kebutuhan mendesak untuk layanan pengisian baterai yang lebih cepat dan lebih murah,” imbuh Zhang.
Mengenai pertukaran baterai, dia menyatakan akan sulit untuk membujuk produsen mobil listrik untuk menerima baterai standar untuk bertukar tetapi mencatat bahwa pendekatan itu bisa berpotensi di kendaraan khusus, seperti taksi listrik, dan sejenisnya.
Penjualan EV telah berkembang pesat di pasar mobil terbesar di dunia.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Pada tahun 2021, ada 2,99 juta unit kendaraan energi baru yang dijual di China, rekor tertinggi dan menyumbang 14,8 persen dari keseluruhan penjualan kendaraan di negara itu, menurut data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA), sebagaimana dilansir dari SCMP. [Tio]