Keseluruhan proyek diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari USD 100 miliar di Indonesia pada tahun 2030.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan apresiasinya atas dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepahaman di sore ini, sebagai kelanjutan dari pertemuan di Taiwan pada bulan Oktober 2021.
Baca Juga:
Kementerian Investasi Dapat Hibah Bus Listrik dari Foxconn
Pada pertemuan tersebut, dibahas minat kedua perusahaan, Foxconn dan Gogoro untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia, yang terwujud dalam komitmen kerjasama pada sore ini.
“Hari ini kita memasuki era baru. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh akan mengawal rencana investasi ini, dengan mitra BUMN maupun pengusaha nasional di Indonesia. Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, Indonesia sangat fokus mendorong investasi berkelanjutan terutama mengedepankan green energy dan green industry,” ucap Bahlil, Selasa (25/1/2022).
Bahlil juga menyatakan keputusan Foxconn dan Gogoro memilih Indonesia menjadi tempat berinvestasi sudah sangat tepat.
Baca Juga:
China Lockdown, Foxconn Setop Operasi 2 Pabrik iPhone
Indonesia memiliki nilai tambah bagi para investor dalam tiga hal.
Ketiganya yaitu pasar yang besar di mana 43 persen populasi ASEAN ada di Indonesia; Indonesia satu-satunya negara Asean yang masuk dalam G20; serta, pertumbuhan kelas menengah ke atas di Indonesia semakin hari semakin baik.
“Pemerintah Indonesia, akan menangani seluruh perizinan, atau urusan-urusan dalam negeri, termasuk insentif investasi akan menjadi tanggung jawab kami. Foxconn dan Gogoro hanya perlu membawa teknologi, modal dan sebagian pasarnya. Saya yakinkan hari ini, investasi ini dapat tereksekusi untuk kemajuan dan kebangkitan kita bersama,” lanjut Bahlil.