Ke depannya, KAI juga akan memperluas implementasi rooftop solar panel ke stasiun-stasiun dan bangunan aset KAI lain yang memiliki potensi pemasangan PLTS.
Saat ini, pemasangan PLTS telah dilakukan di Stasiun Batang dengan kapasitas sebesar 6 kWp dan di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp.
KAI akan terus menambah jumlah bangunan yang dipasang PLTS dalam mendukung penggunaan green energy.
Baca Juga:
940.738 Tiket Kereta Terjual saat Libur Panjang Iduladha
Sebelumnya, telah dilakukan pemetaan terhadap potensi energi PLTS di 70 stasiun KAI yaitu sebesar 2,75 MWh/tahun, sehingga berpotensi mengurangi karbon dioksida sebanyak 179.459.810,6 kg CO2/tahun.
Dalam implementasi Environmental, Social & Governance di perusahaan, KAI menggunakan sirkulasi udara alami stasiun, menggunakan penerangan hemat energi, mengutamakan tenaga kerja lokal, serta menyiapkan berbagai perizinan dan rekomendasi terkait bangunan perusahaan.
Didiek juga mengatakan akan terus melakukan upaya pelestarian lingkungan. Saat ini, dia mengatakan hampir 56.000 pohon telah ditanam di berbagai wilayah operasi KAI.
Baca Juga:
KAI Prediksi 51 Ribu Orang Tinggalkan Surabaya pada Libur Panjang Iduladha
“Dengan pengimplementasian ESG di KAI maka akan tercipta bisnis yang sifatnya sustain. Dengan demikian, keberlangsungan industri perkeretaapian juga bisa kita jaga dengan sebaik-baiknya,” kata Didiek.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro turut mengapresiasi atas kerja sama dengan PT KAI dalam rangka penyediaan energi ramah lingkungan.
Dia menyebut saat ini potensi terbesar dalam penyediaan energi ramah lingkungan berasal dari penyediaan PLTS.