Farid menyatakan, kerja sama ini tentu saja memberikan keuntungan bagi seluruh pihak, baik bagi PLN maupun Polychem Indonesia.
Bagi PLN, melalui kerja sama ini PLN dapat menjalankan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Sementara bagi Polychem Indonesia, dengan adanya kerja sama ini potensi penghematan yang didapatkan tentu saja menjadi lebih besar sehingga Polychem Indonesia dapat mengoptimalkan produktivitas perusahaan,” imbuh Farid.
Selain itu dengan menggunakan pasokan listrik dari PLN, Polychem Indonesia akan mendapatkan manfaat penghematan biaya operasional serta pengendalian dampak lingkungan menjadi lebih mudah dan efisien.
Terlebih dengan adanya pembelian Renewable Energy Certificate (REC), untuk tiap 1 unit REC yang dibeli, menyatakan bahwa 1 MWH listrik tersebut berasal dari sumber energi terbarukan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Kami berharap kerja sama yang baik ini juga memberikan hasil yang baik. PLN fokus memberikan listrik yang andal tanpa henti,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur General Affairs dan Human Resource Polychem Indonesia Wiji Santoso mengakui jika faktor energi di industri manufaktur sebagai kebutuhan primer menyumbang cost cukup besar.
Oleh karena itu, transisi energi dari pembangkit mandiri ke PLN diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya sehingga dapat lebih kompetitif di pasar.