Saat itu biaya listriknya membengkak antara Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu setiap bulan.
"Kebanyakan di rumah, penghasilan menurun, jadi saya berpikir bagaimana bisa mengurangi biaya membengkak terutama pemakaian listrik yang berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per bulan," bebernya.
Baca Juga:
Darmawan Prasodjo Sebut Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bisa Dibangun di Pantura
Agussalim mengatakan ide ini terinspirasi dari PLTB Sidrap yang baling-balingnya terlihat dari rumahnya. Apalagi kondisi angin di sekitar rumahnya cukup kencang pada siang hingga sore hari.
"Angin dengan kecepatan 0,2 knot sudah cukup memutar baling-baling yang saya pasang di ketinggian 4 meter," jelasnya.
Saat ini hampir seluruh perabot rumahnya sudah menggunakan listrik dari PLTB mini rakitannya.
Baca Juga:
PLN Grup Bawa Komitmen Investasi Kelistrikan dari Indonesia-China Business Forum
Mulai dari AC, kulkas, televisi, hingga alat karaoke di rumahnya tidak lagi menggunakan listrik PLN.
Namun tetap menggunakan listrik dari PLN untuk menunjang kinerja PLTB mini rakitannya.
"Kalau dulu bisa sampai Rp 700 ribu per bulan, kini beli token listrik Rp 100 ribu bisa dipakai satu bulan lebih," ungkapnya.