"Meski terletak lumayan dekat dengan Sungai Enim, sawah warga dikelilingi perbukitan dan terhalang jalan raya dan stasiun kereta," tutur Hopaini.
Nurlela, salah seorang petani yang tenggah menggarap lahan sawahnya pun mengungkapkan kebahagiannya sejak PLTS irigasi hadir di desanya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Terima kasih sekali, biasanya musim kemarau bingung mau kerja apa, sekarang bisa tanam padi lagi. Senang kami," ungkapnya.
PLTS irigasi Desa Tanjung Raja adalah salah satu program CSR PT Bukit Asam. Pompa irigasi yang digunakan merupakan pompa jenis submersible yang memiliki kemampuan menyedot air yang mengandung lumpur.
Kapasitas pompa tersebut adalah 30 liter/detik dengan head mencapai 30 meter. Pompa tersebut digerakkan oleh listrik yang dihasilkan dari 60 panel PV polycrystaline berkapasitas masing-masing 275 Watt peak (Wp) yang berjajar menghiasi atap jembatan desa.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Pompa menyedot air Sungai Enim sejauh 1 km ke bak intake berukuran 3x3x2 m3 yang kemudian didistribusikan ke sawah warga yang dimiliki oleh sekitar 100 orang petani.
"Peletakan PLTS di jembatan ini membawa daya tarik tersendiri, sekarang menjadi icon kebanggaan warga desa Tanjung Raja. Selain tidak memakan lahan warga, lokasi ini juga dipilih untuk mendapatkan terik matahari terbaik sebagai sumber energi yang digunakan," pungkas Hopaini. [Tio]