“Salah satu yang paling sering terbakar akibat petir adalah kilang di Malaysia, karena kondisinya mirip Indonesia,” kata dia.
Selain kualitas tangki yang sudah memenuhi syarat, lanjut Zoro, sebenarnya kilang-kilang Pertamina juga dilengkapi dengan teknologi free standing mast (FSM) dan extended mast terminal (EMT) pada struktur.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Teknologi tersebut, lanjutnya berfungsi sebagai sistem penangkal petir. Bahkan, teknologi proteksi petir seperti FSM dan EMT tersebut juga terdapat pada kilang Cilacap. Hanya saja, memang terdapat sebagian tangki yang belum memakai teknologi tersebut.
“Malah di Cilacap, di kilangnya juga sudah dipasang. Di sana sudah lebih dari 17 kali sambaran. Jadi kalau gak pakai teknologi itu, coba dibayangkan apa yang terjadi,” tambah Zoro.
Terkait dugaan petir sebagai penyebab terbakarnya tangki di Kilang Cilacap, sebelumnya disampaikan penyidik Polda Jawa Tengah.
Baca Juga:
BMKG Ingatkan Sejumlah Daerah Siaga Hujan Lebat 5-11 Juli 2024
Dugaan tersebut didasarkan atas keterangan saksi dan petunjuk dari CCTV. Dugaan tersebut semakin kuat, karena sebelumnya BMKG juga menyampaikan peringatan dini, bahwa pada saat tangki terbakar, hujan lebat disertai petir akan melanda Cilacap. Kondisi serupa juga disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Wijonardi.
Bahkan, menurut Zoro, satelit Himawari juga sudah menyampaikan mengenai hujan petir tersebut. Jadi, semuanya saling melengkapi. Cuma, kita masih nunggu data dari PLN yang menggunakan lightning detecting system," pungkas Zoro. [Tio]