Tujuan tersebut dilatarbelakangi fakta bahwa saat ini telah terbuka peluang yang sangat besar bagi industri dalam negeri untuk melakukan pengembangan bisnis di sektor PLTS.
Akan tetapi, kapasitas produksi di Indonesia masih lama dan mahal dibandingkan negara lainnya. Ditambah lagi dengan belum terintegrasinya komponen industri panel surya dari hulu hingga hilir.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
Huluisasi Industri PLTS erat kaitannya dengan pengolahan bahan mentah menjadi panel surya secara utuh. Ketika barang mentah ini bisa didapatkan dan diolah di dalam negeri, maka akan tercipta nilai TKDN dan pengurangan kegiatan impor.
"Kita memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan EBT tenaga surya ini. Tapi jangan sampai kita impor komponennya," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SEI Bambang Iswanto menambahkan selama ini perusahaan yang dipimpinnya menjadi pionir perusahaan panel surya di Indonesia selama 14 tahun,
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Selain membahas huluisasi, PT SEI juga menekankan bahwa PLTS harus dapat hadir menjadi solusi di daerah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan).
"Daerah 3T inilah yang menjadi fokus kita dimana masyarakat disana pun memiliki hak untuk mendapatkan akses listrik, dan PLTS bisa menjadi solusi," ujar Bambang. [Tio]