Guna menarik investasi, dia mengimbau pemerintah memberi insentif tambahan bagi pabrikan otomotif di Indonesia.
Pasalnya, hal tersebut dapat berdampak pada harga jual mobil listrik yang ekonomis dan terjangkau ke masyarakat.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Selain dengan produsen kendaraan listrik, PLN juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan pabrikan stasiun pengisian ulang bahan bakar atau charging station. PLN telah membentuk aliansi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai lokasi pengisian daya bagi kendaraan listrik.
"Harapan kita perusahaan swasta bisa bagaimana menyediakan charging charging yang semakin banyak di masyarakat," ujarnya.
Kementerian ESDM menargetkan penggunaan 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik pada 2030. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya mengatakan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi, ketergantungan terhadap bahan bakar minyak atau BBM pun terus meningkat. Konsumsinya mencapai 1,2 juta barel per hari dan sebagian besar merupakan produk impor.
Kementerian ESDM pun terus menyusun strategi besar penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB. Target pengurangan impornya setara 77 ribu barel minyak per hari (BOPD). Dengan penggunaan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik, penghematan devisanya mencapai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,4 triliun.
“Penurunan emisi karbon dioksidanya mencapai 11,1 juta ton,” kata Arifin beberapa waktu lalu. [Tio]