"Sebelumnya BPPT hanya 3.000 orang, sekarang dengan peleburan 4 lembaga tersebut total menjadi 12.500 SDM. Pada Januari 2021, BRIN akan menjadi badan yang lebih besar lagi, dengan semakin besar BRIN, maka kegiatan riset, pengkajian dan penerapan teknologi semakin fokus, khususnya kendaraan listrik berbasis baterai [KLBB] menjadi salah satu yang kita siapkan ekosistemnya dari industri, infrastruktur, dan didukung periset sebaga mitra," kata Barman.
Menurutnya, ada beberapa hal menarik di BRIN, yaitu untuk mengedepankan kolaborasi bahwa industri bisa melihat BRIN sebagai partner, bukan lagi sebagai laboratorium uji semata.
Baca Juga:
IEMS 2021 Berakhir, BRIN Sukses Dekatkan Kendaraan Listrik ke Masyarakat
Ke depan, lanjutnya, laboratorium itu digunakan untuk bekerja sama dengan industri swasta. Oleh karena itu, industri dapat memanfaatkan fasilitas laboratorium BRIN.
"Kami siapkan satu area test drive dengan lokasi sangat layak dan luas, lahan uji coba charging station, sehingga visitor bisa melihat teknologi charging kendaraan listrik," ujarnya.
Riset
Baca Juga:
Keren, PT Len Industri Buat Kendaraan Militer Listrik
Barman menyampaikan bahwa pada 2022, skema riset mengarah pada riset oleh industri dengan menggunakan fasilitas dan laboratorium BRIN.
"Kita dapatkan dari hasil riset, cukup kuat posisinya dari awal riset sudah dilakukan oleh industri, sehingga disebut made off Indonesia. Made off Indonesia ini artinya dibuat oleh orang Indonesia, karena property right kita yang pegang. Bahwa kawasan Puspitek ini menarik, perlu dielaborasi, belum banyak orang datang ke sini,” sambung Barman.
Pada saat launching IEMS 2021 (27/10/2021), Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa saat ini mulai masuk dan terintegrasinya kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dan industri pendukung sehingga Indonesia, terutama BRIN, harus memanfaatkan momentum saat ini.