WahanaListrik.com | PLN Nias Selatan merespon keluhan sejumlah mahasiswa di Kecamatan Hibala, Nias Selatan, terkait kondisi listrik yang sering padam menganggu aktifitas mereka saat kuliah daring.
Manager ULP PLN Nias Selatan, Tuhoni Halawa, melalui Supervisor Pembangkit PLN Tello, Ida Bagus Made Wedana, menyampaikan kondisi kelistrikan di Hibala normal seperti biasanya.
Baca Juga:
Perkuat Peran BUMN, AirNav Indonesia Laksanakan Program Relawan Bakti di Nias Selatan
"Malam hari nyala terus, kondisi di Hibala normal listrik menyala sekitar 20 jam selama 1 hari, jadi off listrik sekitar jam 9 pagi dan menyala kembali sekitar jam 13 siang," ungkapnya seperti yang diberitakan Nias.WahanaNews.co melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis (6/1/2022) siang.
Made mengatakan, selama posisi listrik off, pihaknya melakukan pemeliharaan di mesin pembangkit dan di jaringan listrik.
"Karena sering terjadi gangguan listrik dikarenakan banyaknya tumbuhan atau pohon milik masyarakat yang mengenai jaringan," katanya.
Baca Juga:
Naas! Hendak Melayat, Gadis 18 Tahun Asal Nias Selatan Tewas Tenggelam di Sungai Idanogawo
Lebih jauh Made mengungkapkan salah satu penyebab di Hibala belum bisa menyala 24 jam dalam 1 hari, dikarenakan masalah pohon yang sebelumnya telah disepakati antara PLN dengan pihak Kecamatan dan Desa untuk melakukan pembersihan atau penebangan.
"Ini belum terealisasi disebabkan masalah internal di Hibala itu sendiri, sehingga kami dari PLN hampir harus setiap hari jalan keliling untuk membersihkan jaringan dari gangguan Pohon," pungkas Made.
Sebelumnya, Kamis, 6 Januari 2022, pukul 01.30 WIB, WahanaListrik.com memberitakan keluhan sejumlah mahasiswa ini berjudul ‘Halo PLN! Kuliah Daring, Mahasiswa Hibala Nisel Terkendala Sinyal dan Listrik.’
Dalam berita tersebut disampaikan pembelajaran daring atau kuliah online sudah diberlakukan sejak tahun 2020.
Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengikutinya. Salah satunya adalah mahasiswa yang berada di Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan.
Mahasiswa yang berada di Kecamatan Hibala Khususnya Desa Baruyu dan Lumbui mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran daring karena terkendala sinyal dan daya listrik.
Salah satu orangtua mahasiswa yang bernama Samotokhi Gaho berharap pemerintah bisa memperhatikan PLN Hibala.
“Anak saya kuliah daringnya sampai jam 10 malam, cobaan paling utama adalah sinyal dan listrik yang sering padam, kadang jam 7 atau jam 8 sudah mati secara mendadak, PLN hibala ini semakin tidak jelas, kita tanya ke pihak pegawai PLN alasannya ada kerusakan mesin, kadang tali listriknya terputus dan masih banyak alasan lain, apakah benar begitu,” kata Samotokhi kesal. [CKZ/Tio]