"Perbandingan harganya 3 kali, aluminium US$2.900 per ton, sementara tembaga harganya sudah US$9.500 per ton. Memang ada pabrik yang memproduksi hanya kabel alumnium," jelasnya.
Adapun tahun ini, Noval memproyeksikan permintaan kabel listrik akan tumbuh 20 persen seiring dengan bergeliatnya ekonomi dan aktivitas pembangunan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Hal itu seiring dengan utilitas diharapkan terkerek hingga 70 persen hingga 75 persen.
Pembangunan kawasan industri di Indonesia bagian Timur dinilai akan berkontribusi terhadap peningkatan permintaan, meskipun diramal tidak akan terlalu signifikan.
Sementara itu, utilitas kapasitas produksi kabel fiber optic tercatat berada di angka 70 persen hingga 75 persen pada 2021, dan ditarget meningkat hingga 80 persen pada tahun ini. [Tio]