Executive Vice President Technology & Engineering PLN, Zainal Arifin mengatakan, SuperSUN merupakan program untuk melistriki wilayah 3T yang tak lagi harus bergantung pada BBM.
Melalui program SuperSUN, PLN mampu melistriki wilayah 3T dengan energi EBT yang lebih murah dan bisa langsung dipasang tanpa investasi yang besar.
Baca Juga:
SuperSUN: Program PLN yang Menerangi Daerah 3T Tanah Air
Bermula dari pilot project mewujudkan Papua terang, SuperSUN kemudian mampu mendukung percepatan rasio elektrifikasi (RE) dan rasio desa berlistrik (RDB) 100 persen demi mewujudkan energi berkeadilan.
Program ini juga bertujuan untuk melistriki daerah 3T dengan penggunaan energi baru terbarukan dari tenaga surya.
Terobosan insan PLN di Sorong bermula dari kondisi Kampung Yarweser, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, yang gelap gulita dan tertinggal karena tidak adanya penerangan pada malam hari.
Baca Juga:
Direktur Utama PLN Bangga dengan Prestasi Tim SuperSUN di New York
Sebagian rumah memiliki genset pribadi dan mengeluarkan biaya Rp 50 ribu sampai dengan Rp 100 ribu untuk penerangan selama 6-12 jam saja.
“Karyawan milenial PLN UP3 Sorong, UIW Papua dan Papua Barat melakukan riset dan percobaan sehingga menghasilkan suatu inovasi, yaitu melistriki kampung-kampung yang jauh dari pusat pembangkit atau di daerah 3T,” ujar Zainal.
SuperSUN seperti genset yang menggunakan bahan bakar energi matahari. Karena itu, tidak ada emisi dari gas hasil pembakaran yang dikeluarkan SuperSun.