WahanaListrik.com | Impian CEO Tesla Elon Musk dan sejumlah perusahaan dan startups lain, untuk membuat mobil listrik murah hancur akibat perang Rusia Ukraina.
Sebab, perang mengakibatkan harga bahan baku, seperti nikel, lithium, dan bahan lainnya, melonjak.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Penambang terbesar Rusia, Nornickel, memproduksi sekitar 20% pasokan nikel kelas 1 dengan kemurnian tinggi, yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik.
Menurut Benchmark Mineral Intelligence, Rusia juga merupakan pemasok besar aluminium, yang digunakan dalam baterai.
Akibat perang Rusia Ukraina, mendorong harga nikel dan aluminium mencapai rekor tertinggi pada Senin 7 Maret 2022.
Baca Juga:
Neta Luncurkan Model Ketiga Mobil Listrik di Indonesia, Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Perang menyebabkan ekspor dari produsen terkemuka Rusia dapat terganggu. Harga lithium juga telah meningkat, lebih dari dua kali lipat sejak akhir tahun, karena pasokan berkurang.
“Tahun ini bisa menandai kenaikan pertama harga rata-rata sel baterai lithium-ion. Dan itu sudah di atas harga ketika pasokan bahan baku terganggu akibat pandemi Covid-19 dan kekurangan chip global,” kata Gregory Miller, analis industri dari Benchmark Mineral Intelligence dikutip dari laman slashgear, Rabu (9/3/2022).
Namun, kenaikan harga minyak ke level tertinggi sejak 2008 pada hari Senin 7 Maret 2022, dapat menjadi penyeimbang.
Jadi upaya produksi mobil listrik tetap terbuka, sebab kendaraan sport dan truk pikap sangat bahan bakar.