Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa nilai investasi pembangunan PLTN bergantung dari kelas pembangkit, teknologi yang dipakai, dan kapasitas listrik yang dihasilkan.
Dadan juga menerangkan, ada pihak yang menyebutkan bahwa harga listrik nuklir cukup menarik, yakni 9–10 sen dolar AS per kWh.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Bahkan, ada pula yang mengatakan bisa mencapai 7 sen dolar AS per kWh.
“Dari sisi harga sebetulnya sudah mulai cukup menarik, tapi dari pemerintah sesuai dengan regulasi yang sekarang, bahwa kebijakan ini adalah memastikan secara teknologi ini harus yang proven dan sudah ada contoh secara komersialnya,” ucapnya.
Pemerintah Indonesia sendiri berencana mengembangkan nuklir sebagai salah satu sumber energi alternatif penyediaan listrik di masa depan.
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
Opsi penggunaan listrik nuklir direncanakan akan dimulai pada 2045, dan kapasitasnya bisa mencapai 35 gigawatt pada 2060.
Saat ini, langkah-langkah yang sudah tercantum dalam dokumen RPJMN 2020–2024 terkait pengembangan PLTN, yaitu penelitian, pengembangan, mendorong penguasaan teknologi, membangun kerja sama, melakukan analisis multi kriteria, dan menyusun peta jalan energi nuklir. [Tio]