Komposisi, 5 persen konsorsium dan 95 persen tenaga kerja lokal.
"Nanti akan kita serahkan list data tenaga kerja dibutuhkan, serta akan diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum comissioning (bertugas)," kata Imam.
Baca Juga:
Layanan Listrik Hijau PLN Bantu Petani Tambak Udang di Sulsel Hemat Biaya Operasional dan Tembus Pasar Ekspor
Nah, lahan seluas 200 hektare katanya, dapat memproduksi listrik kapasitas 100 MW untuk panel, dan dengan ESS sebesar 600 M. Kapasitas keseluruhan 800 MW.
Selain menyuplai PLN, kata Imam, produksi listrik juga direncanakan melistriki FTZ Tanjungpinang.
"Juga sudah ada rencana ekspor ke Singapura dalam bentuk kontainer baterai lithium," ungkap Iman.
Baca Juga:
Pemkab Trenggalek Jadi Inisiator Penggunaan Energi Bersih dengan REC PLN di Jatim
Hadir dalam paparan kemarin, Pj. Sekdaprov Kepri Lamidi, Asisten II Setdaprov Syamsul Bahrum, Kepala Kanwil BPN Kepri Askani, Kepala Dinas ESDM Hendri Kurniadi, Karo Pemerintahan M. Darwin, Dirut PT Pasir Panjang Nusantara Lisa Haerunnisaa, Dirut PT Eco Solar Energi Lee Nam Hak, Direktur PT Kemayan Bintan Ferry Lee, dan Kepala BP FTZ Tanjungpinang, Ikhsan Fansyuri.
Kendati belakangan, penjajakan investasi PLTS di Tanjungpinang bakal menjadikan Kepri, untuk sebagian, magnet investasi energi hijau.
Sebab, di Batam, telah diteken kerjasama ekspor listrik ke Singapura dari PLTS, masing-masing konsorsium BP Batam dan konsorsium PT PLN Batam, keduanya sama-sama menggandeng perusahaan Singapura.