Satu-satunya desa yang tidak dilalui aliran sungai ini adalah Desa Pablengan.
Sampai saat ini, air yang mengalir di Kali Samin masih cukup jernih. Tanah yang dilalui sungai ini merupakan jenis tanah hitam yang cenderung berpasir.
Baca Juga:
Dugaan Curi Arus di Pembangunan Rest Area Tol Medan-Binjai, Muslim Muis Minta Menteri BUMN untuk Mencopot Kepala PLN
Debit airnya cukup tinggi dan arusnya deras. Sehingga saat musim hujan tiba, apabila terjadi hujan deras di hulu, maka arus sungai ini sangat deras dan berbahaya.
Melansir catatan dari Solopos.com sudah banyak korban dari derasnya arus Kali Samin. Kebanyakan dari mereka yang hanyut terseret arus sungai ini meregang nyawa.
Aliran yang deras itu membuat sungai ini dijadikan PLTA pada zaman Praja Mangkunegaran.
Baca Juga:
Darurat Energi, ASEAN Wajib Percepat Transisi ke Energi Terbarukan
Pasokan listrik dari PLTA di Tawangmangu tersebut menambah pasokan listrik yang mampu menerangi wilayah Solo dan sekitarnya zaman dulu.
PLTA Kali Samin yang berhasil beroperasi selama tiga tahun sangat membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Hal ini pula menambah kepercayaan rakyat kepada Kadipaten Mangkunegaran yang sebelumnya sukses memanfaatkan sumber air di Tawangmangu sebagai air minum.