Bencana ini menyebabkan puluhan unit tiang listrik tumbang. Setidaknya 454 unit gardu distribusi dan terdapat 30.195 orang pelanggan yang terdampak. Petugas telah membenahi 240 unit gardu untuk mengalirkan listrik kepada 12.710 pelanggan.
Tak hanya itu, banjir dan longsor juga menyebabkan 40 unit tiang Hantaran Udara Tegangan Menengah (HUTM) milik PLN terbawa banjir dan belum dapat diperbaiki.
Baca Juga:
Mati Listrik di Bandara Filipina, Qantas Airlines Balik Lagi ke Sydney
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan peringatan dini tentang dampak dari aktivitas Typhoon RAI di wilayah Laut China.
Berdasar hasil monitoring model analisis sinoptik, aktivitas itu akan memicu tekanan rendah di Semenanjung Malaysia dan konvergensi di wilayah pantai barat Sumatra. Typhoon RAI akan mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Sumatra bagian Utara. Sembilan daerah di Sumatra Utara berada dalam status siaga.
Termasuk Kabupaten Mandailing Natal. Sedangkan 18 daerah lainnya berstatus waspada. Hingga tiga hari ke depan, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah I Medan Hartanto memperkirakan Sumatra Utara akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir serta angin kencang dengan durasi lama.
Baca Juga:
10.000 Rumah Mati Listrik Gegara Tupai Masuk Gardu Induk
Cakupan wilayah yang luas dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis, yaitu banjir bandang, longsor angin kencang dan gelombang tinggi.
"Menyikapi kondisi tersebut di atas agar para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologis di Sumatra Utara pada 18-21 Desember 2021," ujar Hartanto melalui keterangan tertulis. [Tio]