Sebelum melakukan pengujian, lanjut Bagus, mula-mula petugas melakukan perabasan atau pemotongan ranting-ranting kecil yang dekat dengan kabel. Sebab banyak pohon belum dipangkas mendekati jaringan yang membuat proses pengujian instalasi listrik semakin lambat.
Selain melakukan pemeriksaan jaringan listrik desa, petugas juga memperhatikan keamanan dan keselamatan tenaga kerja di lapangan dengan memastikan personel sudah lengkap berkumpul.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Petugas juga memberikan informasi ke warga sekitar lokasi jaringan listrik agar tidak mendekat ke jaringan listrik apabila sudah bertegangan.
Kondisi medan yang sulit membuat petugas PLN memasang tiang-tiang listrik baru hingga sampai ke daerah tersebut secara manual. Dibutuhkan waktu setidaknya 3 hingga 4 bulan untuk bisa mengokohkan jajaran tiang agar listrik bisa tersambung dari jaringan terdekat.
"Kita pasang manual, paling tidak 5-10 orang untuk pasang tiang listrik ini. Lumayan berat memang," kata Bagus dalam keterangannya, Jumat (24/12/2021).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Setelah berbagai perjuangan tersebut, kini dua desa tersebut bisa merasakan listrik secara 24 jam penuh dari PLN. Mereka mendapat sambungan listrik gratis dari bantuan Pemerintah Daerah (Pemda) dan PLN.
"Saya mewakili teman-teman UP2K Flores mengucapkan terima kasih kepada PT Telaga Ende sebagai vendor pelaksana pekerjaan dan kepada masyarakat Desa Golo Ngawan dan Desa Golo Pari yang sudah merelakan tanamnya untuk dipotong demi kelancaran pekerjaan ini serta untuk semua pihak yang telah mendukung Kami sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu," Kata Manager UP2K Flores, Simi Eduard Lapebesi.
Kisah lain juga diungkapkan Manager UP2K Kupang, R. Cahyo Gunadi dalam upaya menerangi Desa Kafelulang, Kecamatan Alor Barang Daya, Kabupaten Alor, NTT.